Sudah Lama Kerajaan Belanda Ingin Pulangkan Artefak asal Cirebon

Minggu 28-04-2024,12:44 WIB
Reporter : Suwandi
Editor : Iing Casdirin

Koleksi dan terbitan KITLV mencakup ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial yang berfokus pada Asia Tenggara—khususnya Indonesia. Berkisar dari sejarah kolonial sampai isu-isu sosial masa kini, Perpustakaan Universitas Leiden memiliki koleksi yang sangat banyak dan beragam.

Grinjs mempersilakan Kasultanan Cirebon untuk melacak arfetak asal Cirebon di Belanda melalui KITLV. Pasalnya, informasi yang tersaji di KITLV dapat diakses secara digital.

"Dengam membuka pintu arsip di perpustakaan di Leiden. Sudah dari lama. Juga ada objek di Belanda yang mungkin juga dari Cirebon. Informasi itu masih di Leiden," jelas Grinjs.

Sementara itu, Sultan Aloeda II, Raden H Rahardjo Djali Ak MSc CMA CFA menjadi pertemuannya dengan Duta Besar Belanda untuk mengakses informasi tentang masa lalu Cirebon.

"Saya dapat info Pemerintah Belanda ingin artefak ini dikembalikan tapi melalui kerja sama dengan pemerintah kita," jelas Raden Rahardjo. 

Menurut Raden Rahardjo, pengembalian artefak butuh proses panjang dan memakan waktu. Namun, sudah semestinya langkah itu ditempuh. 

"Cukup panjang memang tapi saya sangat yakin sekali begitu kita mendapatkan artefak ini akan menambah menarik orang datang ke keraton ini," katanya.

Salah satu artefak bersejarah bagi Cirebon ialah bendera resmi Kasultanan Cirebon pertama dan asli yaitu bendera macan ali. 

Kemudian Peta Kadaster yang berisi informasi kepemilikan tanah 200 ribu hektar Sultan Aloeda II yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. (wan)

Kategori :