Fitra Hotel Antisipasi Dampak Kebijakan Efisiensi Anggaran Pemerintah Tahun 2025

Rabu 19-03-2025,22:14 WIB
Reporter : Iim Abdurahim
Editor : Iim Abdurahim

RAKCER.DISWAY, MAJALENGKA - Sektor perhotelan di wilayah Majalengka saat ini tengah menghadapi periode yang penuh tantangan, dipicu oleh implementasi kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

 

Kebijakan ini diproyeksikan akan membawa konsekuensi signifikan bagi pelaku bisnis yang selama ini mengandalkan alokasi dana pemerintah, termasuk di dalamnya industri perhotelan yang seringkali menjadi mitra dalam penyelenggaraan berbagai agenda rapat dan kegiatan kedinasan.

 

Para pelaku usaha di sektor ini kini dituntut untuk melakukan inovasi dan adaptasi, mencari strategi-strategi baru guna mempertahankan kelangsungan bisnis mereka.

BACA JUGA:Grage Grand Business Hotel Cirebon Suguhkan Paket Romantic Dinner

 

Pelaksana Tugas (Plt) General Manager Fitra Hotel Majalengka, Asep Prabu menyampaikan kekhawatiran terbesar yang dirasakan para pelaku industri adalah potensi terjadinya pemangkasan anggaran yang lebih besar pasca periode Ramadan, khususnya pada bulan April dan Mei 2025.

 

Jika prediksi ini menjadi kenyataan, maka industri perhotelan yang sangat bergantung pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah akan mengalami dampak yang semakin berat.

 

"Kami sedang berupaya keras untuk mencari solusi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan operasional, terutama dalam hal pembayaran gaji karyawan. Kami berharap kondisi ini tidak akan menimbulkan dampak yang terlalu besar di Majalengka dan ada perubahan kebijakan yang lebih kondusif bagi sektor bisnis perhotelan," ujar Asep saat ditemui di Fitra Hotel Majalengka, Rabu 19 Maret 2025 malam.

 

Para pelaku bisnis perhotelan di Majalengka, menurut Asep saat ini tengah merumuskan berbagai strategi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada sektor pemerintah.

 

Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan memperluas kerja sama dengan sektor korporasi, agen-agen perjalanan, serta mengembangkan kemitraan dengan institusi-institusi pendidikan.

BACA JUGA:Mulai Marak Modus Kejahatan Smishing, BRI Himbau Nasabah untuk Waspada dan Jaga Kerahasiaan Data Transaksi

 

"Selama ini, kontribusi terbesar terhadap pendapatan kami berasal dari segmen pemerintah," ungkap Asep.

 

Dia menjelaskan bahwa segmen pemerintah telah menjadi penyumbang utama pendapatan melalui penyelenggaraan berbagai rapat dan acara kedinasan.

 

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan swasta (PT) menjadi target utama untuk menjalin kerja sama jangka panjang, terutama dalam penyediaan akomodasi bagi karyawan dan penyelenggaraan pertemuan bisnis.

 

"Agen-agen perjalanan juga merupakan mitra yang sangat penting dalam mendatangkan tamu dari luar daerah, baik untuk tujuan wisata maupun bisnis," tambahnya.

 

Selain itu, industri perhotelan juga mulai menjajaki kerja sama dengan sekolah-sekolah dan institusi pendidikan untuk menyelenggarakan program-program pelatihan di bidang perhotelan.

BACA JUGA:Sinopsis Drakor Terbaru Grand Shining Hotel, p3mbunuh4n dalam Dunia Novel

 

Asep juga menyinggung tentang pentingnya edukasi, seperti pelatihan tata cara makan, keramahan (hospitality), hingga integrasi materi-materi terkait ke dalam kurikulum sekolah.

 

"Kami telah mulai merancang program-program seperti kelas memasak (cooking class) dan pelatihan layanan perhotelan sejak jauh-jauh hari," jelasnya.

Kategori :