Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran Angkat Bicara Soal Dzuriyah Pepakem Kasultanan Cirebon

Sabtu 19-09-2020,09:09 WIB

RAKYATCIREBON.ID-Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah satu-satunya wali yang menyebarkan agama Islam, dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Cirebon maupun Jawa Barat. Perannya tidak diragukan lagi. Baik sebagai pemimpin maupun ulama.

Sunan Gunung Jati mewariskan Kasultanan Cirebon yang masih terjaga hingga kini. Walaupun kemudian terpecah menjadi dua Sultan, Sultan Anom Badridin Kartawijaya dan Sultan Sepuh Samsudin Maryawijaya. Keratonnya tetap masih satu. Keraton Pakungwati.

Selain warisan berupa fisik, sejumlah warisan berupa aturan adat atau pepakem menjadi hal yang wajib dijalankan. Seperti yang sedang ramai terkait suksesi pengangkatan Sultan yang belakangan banyak digugat oleh sejumlah pihak.

Patih Keraton Kanoman Cirebon Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mengungkapkan, salah satu warisan Sunan Gunung Jati adalah pepakem tentang pengangkatan Sultan. Pepakem tersebut merupakan aturan adat yang telah dicontohkan oleh para sultan sebelumnya. Dari berbagai sumber dan literatur sejarah Cirebon, pengangkatan sultan di keraton Cirebon harus berasal dari anak laki-laki pertama sultan yang bertakhta. Nasab kemurnian daripada pernikahan sultan dan permaisuri (Ratu). Sehingga bisa tetap terus terjaga silsilahnya dari dzuriyah Sunan Gunung Jati.

“Untuk pepakem Kasultanan Cirebon, Kasultanan Kanoman ini alhamdulillah masih tetap menggunakan pepakem yang ada. Karena untuk menggantikan sultan sebelumnya harus diambil dari anak laki-laki atau tertua dari permaisuri,” jelasnya, Sabtu (19/9)

Dia menjelaskan, pentingnya mengetahui keturunan asli atau berdasarkan pepakem adat untuk menjaga silsilah dari Sunan Gunung Jati itu sendiri.

“Karena untuk menggantikan sultan sebelumnya harus diambil dari anak laki laki pertama dari permaisuri sultan. Pepakem seperti itu yang kami jaga dari zaman leluhur kami,” sebutnya.

Dia menyebutkan, banyak orang yang mengklaim sebagai keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon. Namun belum ada yang bisa membuktikan secara otentik. Menurutnya, pengakuan diri sebagai dzuriyah baru sebatas pengakuan saja sebagai keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon. Padahal, kata dia, untuk diakui sebagai dzurriyah tidak mudah.

Sunan Gunung Jati Cirebon. Padahal, kata dia, untuk diakui sebagai dzurriyah tidak mudah.

\"Seorang dzuriyah harus bisa mengaplikasikan perbuatan Sunan Gunung Jati maupun petatah petitih dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang kalau tiba-tiba banyak yang berbicara dzurriyah dalam persoalan takhta kasultanan siapa sosok dzuriyah itu kan harus tahu juga,\" kata Patih Qodiran.

Tags :
Kategori :

Terkait