Kerahkan Alat Berat, BBWS Cimancis Antisipasi Dampak Musim Hujan
JELASKAN. Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro ST MT mengatakan, sejak Januari hingga 7 Oktober 2025, pekerjaan menggunakan alat berat telah menjangkau 49 lokasi. Terdapat pula 7 lokasi lain dalam tahap pengerjaan. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) mengerahkan alat berat untuk antisipasi potensi daya rusak air menjelang musim hujan mendatang.
Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro ST MT mengatakan, sejak Januari hingga 7 Oktober 2025, pekerjaan menggunakan alat berat telah menjangkau 49 lokasi. Terdapat pula 7 lokasi lain dalam tahap pengerjaan.
Pekerjaan yang sudah dilakukan tersebar di berbagai daerah di wilayah kerja BBWS Cimancis yakni Kota Cirebon 3 lokasi, Kabupaten Cirebon 25 lokasi, Indramayu 8 lokasi, Kuningan 2 lokasi, Majalengka 10 lokasi dan Demak 1 lokasi.
Sedangkan pekerjaan alat berat yang sedang berlangsung antara lain di Kabupaten Cirebon 3 lokasi, Indramayu 3 lokasi dan Garut 1 lokasi. "BBWS Cimancis telah berupaya melakukan yang optimal," ujar Agus, Rabu (8/10).
Pekerjaan alat berat meliputi pengerukan sedimen, normalisasi sungai, pengerukan aliran irigasi, hingga pembuatan tanggul laut untuk mencegah abrasi dan banjir rob.
Agus mengatakan, berbagai upaya yang sudah dilakukan diharapkan bisa mengurangi daya rusak aik baik banjir akibat curah hujan tinggi maupun banjir rob saat air laut pasang.
Agus menambahkan, kapasitas pengerjaan menggunakan alat berat BBWS Cimancis memang terbatas yaitu sekitar 60 lokasi saja pertahun. 'Terus terang banyak sekali aduan ke BBWS Cimancis ini untuk pekerjaan alat berat, tetapi kami terbatas SDM dan alatnya," kata dia.
Agus memastikan, tak membeda-bedakan permintaan pengerjaan alat berat. Meski ada saja lokasi yang tidak terjangkau alat berat karena faktor akses jalan yang tidak bisa dilewati.
Agus pun mengajak para kepala desa yang mengajukan bantuan alat berat untuk bekerja sama menjaga agar akses lalu lintas ke objek-objek yang butuh pengerjaan alat berat supaya tetap bisa dilewati.
"Karena untuk maintenance lokasi yang rawan itu biasanya dua tahun sekali atau lima tahun lagi kita datang lagi untuk memeriksa bangunan itu," kata dia.
Agus menambahkan, sedimen biasanya terjadi lagi seiring aliran air hujan yang membawa material lumpur dari hulu. Imbasnya, sungai tetap harus dijaga secara berkala agar tumpukan sedimen tidak menyumbat aliran.
Hal itu juga terjadi di Sungai Sukalila Kota Cirebon. Sedimen yang telah menumpuk harus dikuras agar kedalaman sungai tetap terjaga. "Itu akan mengurangi potensi banjir akibat sumbatan lumpur," tambah Agus. (wan)
Sumber: