Review Game Supervive 2025: Benarkah Calon 'Next Big Thing'?
Review Game Supervive 2025: Benarkah Calon 'Next Big Thing'?. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--
RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Jujur saja, ketika pertama kali mendengar tentang Supervive, saya agak skeptis. Battle Royale dicampur MOBA dan Hero Shooter? Kedengarannya seperti resep bencana, atau setidaknya, game yang mencoba terlalu keras. Tapi setelah menghabiskan waktu berjam-jam tenggelam di dalamnya, saya harus mengakui: Theorycraft Games (yang diisi veteran dari game legendaris seperti LoL dan Overwatch) benar-benar berhasil menciptakan formula yang fresh dan, yang paling penting, menyenangkan.
BACA JUGA:Sandbox Multiplayer Baru Skate (2025): Peluang dan Tantangan untuk Komunitas Indonesia
Mencicipi MOBA dalam Kemasan BR
Inti Supervive adalah Battle Royale Trio, tapi semua berjalan dengan aturan MOBA. Anda tidak mencari M4 atau shotgun, Anda memilih Hunter yang punya skill spesifik dan ultimate keren.
Hal yang paling saya hargai adalah bagaimana game ini memecahkan masalah klasik di kedua genre:
- Mengatasi Downtime BR: Di game BR biasa, 50% waktu Anda dihabiskan untuk lari dan looting di tempat sepi. Supervive mengganti ini dengan creeping dan leveling. Anda harus membunuh monster di hutan untuk mendapatkan XP, naik level, dan mengumpulkan loot. Rasa-rasanya seperti lagi jungling di MOBA, tapi ketegangan BR-nya tetap ada. Ini pintar sekali.
- Mengatasi Frustrasi MOBA: Saya benci terjebak dalam game MOBA yang sudah pasti kalah selama 30 menit. Di Supervive? Kalo tim Anda tumbang, ya sudah. Keluar, antre lagi. Tempo permainannya cepat, intens, dan sangat menghargai waktu Anda.
Pertarungan di sini adalah pesta skill yang brutal. Jika Anda jago positioning dan tahu kapan waktu yang tepat untuk masuk (seperti di MOBA), Anda akan unggul. Jika Anda punya mekanik tangan yang cepat (seperti Hero Shooter), Hunter seperti Joule atau Shrike akan jadi senjata mematikan. Ini membuat skill ceiling-nya terasa sangat tinggi dan memuaskan.
Relic: Jantung Kustomisasi Build
Yang membuat Supervive terasa unik dan anti-bosan adalah sistem Relic-nya. Relic adalah item pasif yang Anda kumpulkan selama pertandingan. Ini adalah tempat eksperimen sejati.
Saya bisa bereksperimen: membuat tank yang fokus pada damage over time, atau assassin yang bisa menghilang setelah membunuh. Sistem ini memungkinkan build yang benar-benar gila dan memaksa Anda berpikir strategis setiap kali menjatuhkan item. Ini adalah kunci mengapa game ini terasa bisa dimainkan ribuan jam.
Tantangan Terbesarnya: Keseimbangan dan Pasar
Tentu saja, game ini tidak sempurna. Beberapa poin yang membuat saya sedikit mengernyit:
- Overwhelm untuk Pemain Baru: Kurva pembelajarannya lumayan curam. Ketika pertama kali terjun, HUD terasa ramai dan banyaknya mekanik MOBA yang harus dipelajari sambil menghindari zona terasa membingungkan. Butuh beberapa jam untuk benar-benar klik.
- Masalah Balancing Klasik: Seperti halnya semua game yang berbasis Hero, ada beberapa Hunter yang terasa too strong di meta tertentu. Hal ini bisa membuat matchmaking terasa monoton jika Anda terus-menerus melawan tim dengan Hunter yang sama. Ini PR besar bagi tim developer.
- Perjuangan di Pasar: Ini adalah titik paling kritis. Meskipun inti gamenya brilian, pasar live service sangat kejam. Theorycraft harus berjuang keras untuk terus merilis konten, menjaga keseimbangan, dan yang terpenting, menarik pemain baru secara konsisten di tengah gempuran game-game besar lainnya. Sempat ada penurunan drastis player count setelah beta, dan keberhasilan mereka di masa depan akan sangat bergantung pada agresivitas marketing pasca-rilis penuh.
Akankah Supervive Menjadi 'The Next Big Thing'?
Ini pertanyaan sejuta dollar. Potensinya? Jelas ada. Supervive menawarkan pengalaman yang belum pernah saya temukan di game lain, perasaan ketegangan BR bercampur kedalaman strategi MOBA. Komunitasnya di Steam (dengan ulasan "Sangat Positif") membuktikan bahwa mereka yang bertahan dan menguasai game ini, benar-benar menyukainya.
Jika Theorycraft berhasil menjaga momentum, konsisten merilis pembaruan, dan menanggapi isu balancing dengan cepat, Supervive punya peluang untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat.
BACA JUGA:5 Game dengan Sistem Crafting Terbaik: Bikin Apa Aja Bisa!
Namun, alih-alih berharap menjadi "penghancur" Fortnite atau Apex Legends, mungkin Supervive akan menemukan kesuksesan yang lebih berkelanjutan sebagai game kultus kompetitif, game yang dicintai oleh komunitas khusus pemain keras, seperti yang terjadi pada Valorant atau bahkan Battlerite di masa lalu.
Supervive adalah breath of fresh air yang layak Anda coba. Jangan takut dengan kurva belajarnya. Jika Anda mencari game kompetitif yang menghargai strategi, skill, dan kerja tim, ini adalah kandidat kuat yang bisa mengisi waktu luang Anda selama ribuan jam. Saya sendiri belum berencana berhenti.(*)
Sumber: