Fenomena Danau Dadakan di Jalan Rusak

Fenomena Danau Dadakan di Jalan Rusak

PROTES. Warga melakukan aksi mancing dijalan sebagai bentuk kritik kepada pemerintah.--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Jalan rusak kini menjadi boomerang bagi pemerintah. Karena itulah, warga secara terbuka menyampaikan kritiknya dengan cara memasang kail, memancing dijalan yang dipenuhi genangan air, yang seperti danau dadakan itu.

Warga tidak mau tau. Inginnya, ketika jalan rusak, segera diperbaiki. Tidak ada tawar menawar lagi, karena anggarannya sudah ada. Tersedia. Itu seperti yang dilakukan oleh warga disekitar Trusmi yang kondisi jalannya sudah lama rusak parah. Berlubang dan dipenuhi genangan air.

Munculnya sindiran itu, disadari betul, oleh para pemangku kebijakan. Salah satunya, disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Hermanto. Ia mengaku prihatin. Wajar, kritik semacam itu diekspresikan.

"Kami tau kondisinya. Kami sudah melihat lokasinya," katanya, Minggu (29/5).

Ia pun meminta, agar Pemda bisa memperhatikan kegelisahan warga yang sudah terekspresikan itu. Jangan dibiarkan berlarut. Terlebih, dari masyarakat yang ada disekitar kawasan industri pariwisata, Batik Trusmi. Disana, perputaran ekonomi berkembang pesat. Harus ada dukungan dari pemerintah.

Tapi kata politisi NasDem itu, masyarakat tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah, agar menyelesaikan persoalan. Faktanya dilokasi kondisi jalan rusak itu tidak dilengkapi dengan saluran air. Wajar saja, ketika turun hujan, air mengalir dijalan.

"Disana tidak ada saluran airnya. Dibangun jalannya ininya (bangunan, red) ditinggikan. Airnya kemana. Ya kejalan. Harus dua-duanya dong. Jalan dibangun, saluran airnya juga disediakan. Boleh. Warga masyarakat tanahnya dibuat saluran itu. Boleh. Jangan hanya jalannya saja diperbaiki, bangunannya ditinggikan. Terus airnya lewatnya kemana," katanya.

Kondisi seperti itu (tersedia saluran air, red) harus ada disetiap jalur. Agar membantu memperpanjang usia jalan yang dibangun. Ia bicara demikian, tidak hanya terfokus di Trusmi saja.

"Saya bicara untuk semua. Bukan hanya soal lokus di Trusmi saja," katanya.

Artinya lanjut Hermanto ketika menemukan persoalan tersebut, pihaknya mengajak adanya peran serta dari semua elemen. Masyarakat khususnya.

"Ayo sama-sama menyelesaikan persoalan. Bahu membahu. Pemda harus memperhatikan. Jangan saling lempar tanggungjawab," katanya.

Adapun terkait perbaikan jalan di Trusmi, sepengetahuannya, ditahun ini, sudah dianggarkan.

"Tahun ini disana (Trusmi,red) ada. Dianggarkan. Kalau ngga salah Rp1 sampai Rp1,5 M. Tepatnya kurang faham," katanya.

Ia tidak berani menjamin, dengan anggaran tersebut mampu menyelesiakan persoalan. Karena dilokasi, kondisi jalannya sempit. Kanan kiri jalan sudah terbangun bangunan permanen. Sementara tidak ada saluran air pembuangannya. Solusinya, mau tidak mau, harus disediakan saluran air pembuangan. Agar saat hujan turun, air tidak lagi melewati jalan. Tapi masuk ke saluran air. Sehingga, ketika dilakukan perbaikan, bisa bertahan lama. Kalau tidak ada (saluran, red) ya percuma.

"Kalaupun dibangun, sementara salurannya tidak diperhatikan, tahun depan ya rusak lagi. Pastinya saat hujan, tergenang lagi," katanya. (zen)

Sumber: