Pensucian Peti Sikuntul Diwacanakan Masuk Kalender Budaya

Pensucian Peti Sikuntul Diwacanakan Masuk Kalender Budaya

DISUCIKAN. Peti Sikuntul, pusaka peninggalan Pangeran Suryanegara yang sekarang dirawat keluarga Elang Panji Jaya Prawirakusuma, disucikan pada tanggal 7 Bulan Mulud penaggalan Jawa, Selasa (4/10).--

CIREBON, RAKYATCIREBON.ID- Peti Sikuntul, pusaka milik Pangeran Suryanegara berusia 400 tahun, memasuki tahun kedua dirawat keluarga Elang Panji Jaya Prawirakusuma di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.

Layaknya, benda keramat peninggalan putra Keraton Cirebon lainnya, Peti Sikuntul juga disucikan setiap tanggal 7 Bulan Mulud dalam penanggalan Jawa. Pada tahun 2022, tanggal 7 Bulan Mulud berbarengan dengan Selasa, 4 Oktober. 

Pangeran Suryanegara merupakan adik dari Sultan Sepuh V Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Matangaji. Sosoknya dikenal gigih menolak dan melawan penjajahan Belanda di Cirebon. Sampai akhirnya keluar dari lingkungan keraton karena saat itu keraton diintervensi Belanda.

BACA JUGA:Walikota Murka, Ditinggal Pasukan?

Konon, saat keluar dari lingkungan keraton itulah Pangeran Suryanegara membawa perabotan yang dipakaikanya sehari-hari. Beberapa di antaranya Peti Sikuntul dan Panurat Jagat. Peti Sikuntul digunakan Pangeran Suryanegera untuk menyimpan barang-barang pribadinya. Berupa keris dan kitab-kitab.

Namun setelah peti ini diwariskan kepada keturunan Pangeran Suryanegara, pada tahun 1942 antara Peti Sikuntul dan Panurat Jagat terpisah karena dimiliki oleh keturunan yang berbeda. Peti Sikuntul dan Panurat Jagat kembali bisa disatukan setelah 79 tahun.

"Pangeran Surya Negara keluar dari Keraton Kasepuhan tahun 1769 ke Mertasinga membawa pusaka yaitu panurat jagat, peti sikuntul kemudian 400 kitab dan naskah kuno serta berbagai pusaka inti lainnya," jelas Elang Panji, Selasa (4/10).

BACA JUGA:Desa Weru Kidul Ubah Sampah jadi Rupiah

Kini, kondisi Peti Sikuntul tak lagi sempurna. Banyak bagiannya yang lapuk dimakan usia. Namun, bagian utama peti masih dapat dikonstruksi berbentuk peti. Kaki-kaki dan penampang utama peti masih menunjukan satu rangkaian.

Proses pensucian Peti Sikuntul dilakukan secara sakral. Sejumlah kerabat yang masih keturunan Pangeran Suryanegera, tokoh masyarakat Desa Mertasinga serta warga sekitar hadir dan turut membantu pensucian Peti Sikuntul.

Peti Sikuntul yang disimpan di bagian atap rumah Elang Panji dikeluarkan per bagiannya. Kemudian  secara estapet dibawa ke Sumur Kejayaan yang berlokasi di samping rumah Elang Panji. 

BACA JUGA:Hujan Pagi Sampai Malam, Rumah Wastiah Tertimpa Longsor

Bagian-bagian Peti Sikuntul dicuci menggunakan air kembang 7 rupa. Selama proses pencucian, dilantunkan solawat nabi bersama-sama. Setelah itu, Peti Sikuntul diangin-angin dan diukup dengan asap kemenyan. Cara ini dinilai ampuh menjaga keawetan peti yang terbuat dari kayu jati tua tersebut.

Sebagai penutup rangkaian pensucian Peti Sikuntul, digelar pula tawasul dan doa bersama. Memohon keberkahan atas keberadaan Peti Sikuntul yang masih lestari hingga saat ini.

Dijelaskan Elang Panji, Peti Sikuntul bakal dijadikan ikon baru di Keratuan Singapura, Desa Mertasinga. Pihaknya selaku keluarga inti Pangeran Suryanegara bakal mengusulkan di Dinas Budaya dan Pariwisata agar pensucian Peti Sikuntul masuk dalam kalender event budaya di Kabupaten Cirebon. 

Tujuannya, agar keberadaan Peti Sikuntul dapat lebih memberi manfaat bagi masyarakat luas. "Dengan begitu, kami berharap agenda pensucian Peti Sikuntul itu seperti agenda panjang jimat di keraton. Ramai dan nanti dibuatkan acara khusus sebagai tujuan wisata budaya," katanya.

BACA JUGA: Denise Ungkap Pengalaman Seranjang dengan Laki Orang Inisial R, Pernah Sampai 11 Kali

Terbukti, saat Peti Sikuntul disucikan, air bekas mencuci peti ini jadi rebutan warga. Warga berbondong-bondong membawa ember, botol hingga gayung guna bisa mendapatkan air bekas cuci pusaka. (wan)

Sumber: