Technical Meeting Pencak Silat Ricuh

Technical Meeting Pencak Silat Ricuh

KECEWA. Suasana technical meeting cabor pencak silat Porprov XIV/2022 di Kabupaten Subang diwarnai kericuhan, Senin (14/11). FOTO : ISTIMEWA/RAKYAT CIREBON--

SUBANG, RAKYATCIREBON.ID – Cabor pencak silat Porprov XIV/2022 sejatinya menggelar pertandingan Senin (14/11). Namun gagal dilaksanakan karena technical meeting yang digelar Minggu (13/11) tidak menghasilkan keputusan. Bahkan technical meeting yang diulang Senin (14/11) berlangsung ricuh.

Hal tersebut diawali kekecewaan mayoritas atau sekitar 22 kontingen Porprov XIV/2022 cabor pencak silat terhadap keputusan Pengprov IPSI Jawa Barat yang memberikan wild card kepada 13 atlet PON Papua dengan usia 23-35 tahun tampil di Porprov.

Padahal dalam di tahun 2020 dan Rakerda diputuskan bahwa atlet yang tampil di Porprov XIV/2022 adalah atlet berusia 17-23 tahun. Status atlet PON tidak menjadi masalah jika usianya masuk dalam kategori 17-23 tahun sesuai kesepakatan awal dan diterapkan di babak kualifikasi.

“Ini kan mencederai semangat pembinaan, apa tidak malu atlet yang sudah ke Games bahkan kejuaraan dunia tapi masih tampil di Porprov yang landasannya adalah pembinaan dan regenerasi,” ujar Wawan Sunawan, manajer pencak silat Porprov XIV di Kabupaten Subang.

BACA JUGA:Satgas Kontingen Bidik Posisi 15 Besar

13 atlet PON tersebut tersebar di Kota Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan kabarnya, mantan atlet yang memperkuat Kabupaten Cirebon di Porda XII/2014 Bekasi, Nirmala masih tampil meskipun usianya sudah di atas 35 tahun.

Menurut Wawan, Pengprov IPSI selalu berpatokan ke SK 134 dari KONI Jabar yang mengesahkan atlet. Parahnya, perwakilan KONI Jabar yang hadir di technical meeting Senin (14/11) mendukung keputusan Pengprov IPSI Jabar dan mengesahkan 13 atlet PON tersebut tampil menghadapi junior-juniornya.

Hal senada disampaikan pelatih cabor pencak silat, Anas Abdul Jamil. Menurutnya, ada permainan antara Pengprov IPSI dan KONI Jabar. Padahal jika acuannya adalah PON Aceh dan Sumut, menurutnya bisa dibuat seleksi tersendiri dan tidak digabung di Porprov.

Apalagi mayoritas Pengkot atau Pengkab memang melakukan persiapan dengan melakukan pembinaan jangka panjang dengan menyiapkan atlet usia 17-23 yang menjadi patokan di babak kualifikasi Porda setahun yang lalu. Meski demikian, Anas menegaskan Kabupaten Cirebon tetap siap berlaga.

BACA JUGA:Hat-trick Medali Perak, Kontingen Porprov Kota Cirebon

“Meskipun secara teknik dan mental, pasti ada perbedaan jauh antara atlet Porda usia 17 sampai 23 tahun dengan atlet PON yang berusia 23 sampai 35 tahun,” terang Anas.

Sumber: