GAWAT BRO, Dokumen Intelijen Asing Bocor? Operasi Revolusi Warna 'Front CIA' di Pemilu 2024

GAWAT BRO, Dokumen Intelijen Asing Bocor? Operasi Revolusi Warna 'Front CIA' di Pemilu 2024

Presiden Joko Widodo/Net----

"Namun pasukan NED yang berada di lapangan juga siap untuk menantang, atau bahkan membalikkan hasil jika pihak yang salah menang," begitu artikel yang ditulis oleh jurnalis investigasi, Kit Klarenberg itu.

Dokumen yang bocor menyebut Jokowi bisa senasib dengan Presiden pertama RI, Soekarno. Itu lantaran Jokowi dinilai telalu menonjol dengan tingkat dukungan publik yang besar. Hal ini serupa dengan Soekarno ketika memimpin. Alhasil Soekarno digulingkan dalam kudeta militer yang disebut disponsori oleh CIA dan MI6.

Sejak memerintah pada 2014, pemerintahan Jokowi dikenal memiliki kedekatan dengan China. Namun melihat situasi saat ini, Jokowi telah menghabiskan dua masa jabatannya. Sehingga kemungkinan adanya pembantaian seperti 1965 tidak mungkin terjadi.

Operasi yang dilakukan oleh NED dilakukan dengan cara yang sangat mendasar, yaitu melalui hibah. Hibah NED disalurkan secara luas, mulai dari LSM hingga partai politik. Salah satu organisasi yang dibiayai oleh NED adalah Perludem.

NED juga sudah mempersiapkan bibit-bibit kandidat Pemilu 2024, yaitu lulusan dari program pelatihan NED. Artikel menyebut lulusan NED sudah menjadi anggota terkemuka untuk puluhan parpol dan LSM. Banyak dari mereka mencalonkan diri pada Pemilu 2024.

Selain memainkan skenario Pemilu 2024 dalam taraf legislatif, AS juga membuat skenario terkait Pilpres 2024. Dokumen yang bocor menyebut perwakilan IRI bertemu dengan pejabat tinggi Kedutaan Besar AS di Jakarta, Ted Meinhover.

Ketika itu, Meinhover menyampaikan kekhawatiran Washington terkait elektabilitas Prabowo Subianto yang meningkat secara dramatis. Sementara di sisi lain, peringkat Anies Baswedan menurun.

Meinhover juga menyayangkan Presidential Threshold 20 persen untuk mengajukan capres.

"Jika ambang batas tersebut dihilangkan, akan ada lebih banyak kandidat dalam pemilu, dan AS akan memiliki lebih banyak pilihan," tulis artikel tersebut, mengutip Meinhover.

Terlepas dari hasil Pilpres 2024, Meinhover mengatakan Washington perlu menjaga hubungan persahabatan dengan semua pihak di Indonesia.

Kemampuan AS tidak hanya sampai di situ. AS juga memiliki cara untuk menggerakkan massa di Indonesia. AS telah menggunakan hibahnya untuk mendapat pengaruh di antara serikat buruh di Indonesia.

Salah satu buktinya adalah demonstrasi selama 17 Agustus lalu untuk menolak Presidential Treshold dan UU Ciptaker. Bahkan laporan IRI mencatat pihaknya memberikan Rp 1 juta kepada ketua serikat buruh Pandeglang untuk melancarkan demonstrasi di Mahkamah Konstitusi dan Istana Negara pada 9 Agustus

Operasi yang dilakukan oleh NED sudah bukan menjadi rahasia lagi. Badan Intelijen Negara (BIN) disebut sudah mencium gelagat NED. Bahkan BIN dengan tegas sudah memperingatkan para pejabat AS untuk tidak ikut mencampuri urusan dalam negeri RI.

Sebaliknya, AS justru seakan termotivasi untuk melancarkan berbagai operasi rahasia di Indonesia sembari mencari celah hukum.

Bagi Washington, "pemerintahan yang tepat" di Indonesia tidak dapat disepelekan. Meningkatnya persaingan dengan China, membuat Indonesia semakin penting. (*)

Sumber: