Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2024 Dipimpin Langsung Oleh Pj Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi

Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2024 Dipimpin Langsung Oleh Pj Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi

Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2024 Dipimpin Langsung Oleh Pj Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi-Indah Tri Sutono-Humas Pemkot Cirebon

CIREBON, RAKYATCIREBONDISWAY.ID - Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi, memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi 2024 tingkat Kota Cirebon di Lapangan Kebonpelok pada Rabu (17/7/2024).

Untuk diketahui, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur.

Faktor-faktor ini dapat menyebabkan bencana seperti banjir, angin puting beliung, kekeringan, dan longsor.

Dalam amanat pada apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi 2024, Pj Wali Kota Cirebon menjelaskan bahwa Kota Cirebon, yang merupakan daerah dataran rendah dan dilintasi aliran sungai, memiliki potensi terjadinya genangan atau banjir.

Selain itu, angin kencang juga perlu diwaspadai karena dapat mengancam pohon, reklame, atau benda lain yang berpotensi roboh.

“Diselenggarakannya apel kesiapsiagaan ini menandakan bahwa Kota Cirebon telah siap siaga, siap berkolaborasi, dan siap berkoordinasi untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, baik itu dalam bentuk upaya mitigasi maupun tanggap darurat,” ujarnya.

Sebagai informasi, sebelum apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi 2024 berlangsung, BMKG merilis peringatan dini akan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang pada 8 Juli 2024.

Menyusul peringatan ini, sebuah pohon dilaporkan tumbang dan menimpa jaringan kabel di Kelurahan Kebon Baru.

“Kita juga perlu belajar dari pengalaman saat menghadapi musim kemarau tahun lalu ketika terjadi kebakaran di area TPA Kopi Luhur. Penanganan kebakaran memakan waktu satu bulan dan menjadi semakin sulit karena peningkatan suhu dan curah hujan yang sangat rendah di musim kemarau, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memadamkan seluruh titik api,” tambahnya.

Di kesempatan yang sama, lima kecamatan di Kota Cirebon telah berkomitmen dalam akselerasi penanggulangan bencana melalui program kecamatan tangguh bencana.

Program kecamatan tangguh bencana ini selaras dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan, yang menyatakan bahwa kecamatan memiliki peran strategis dalam upaya percepatan penanganan bencana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo SSos MSi, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dengan melakukan pemantauan rutin dan koordinasi dengan pemangku wilayah mulai dari perangkat kecamatan, kelurahan, RW, hingga RT.

“Kami juga memiliki kelurahan tangguh bencana yang mampu secara mandiri mengenali dan menghadapi ancaman di wilayahnya serta mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk segera mengantisipasi atau menolong diri dan orang lain apabila terjadi bencana,” ujarnya.

Terkait sarana dan prasarana, Andi menyampaikan bahwa BPBD Kota Cirebon belum memiliki mobil dapur umum dan mobil tangki air. Menurut Andi, mobil dapur umum idealnya diperlukan untuk penanganan logistik bencana di posko darurat, sedangkan mobil tangki air dibutuhkan untuk membantu PDAM dalam mendistribusikan air bersih.

Sumber: