Ironi Pembangunan Majalengka: IPM Naik karena Kesehatan, Fajar Kritik Sektor Pendidikan

KONTRADIKTIF. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Majalengka,Muh Fajar Shidik Ch berbincang dengan wartawan di sekretariat PWI Majalengka, Selasa 29 April 2025.--
Fakta-fakta tersebut merupakan peringatan bahwa pembangunan SDM tidak bisa dilakukan sepotong-sepotong. Harus ada sinergi antara pendidikan, pelatihan kerja, dan kebutuhan industri agar peluang kerja tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar membuka jalan keluar dari pengangguran dan kemiskinan.
Fajar menyampaikan bahwa kondisi ini merupakan peringatan serius bahwa upaya pembangunan SDM tidak dapat dilakukan secara parsial atau terpisah-pisah. Diperlukan sinergi yang kuat dan terintegrasi antara sektor pendidikan, program pelatihan kerja, dan kebutuhan riil dari sektor industri.
Dengan demikian, peluang kerja yang ada tidak hanya menjadi retorika, tetapi benar-benar mampu membuka jalan keluar bagi permasalahan pengangguran dan kemiskinan di Majalengka.
Komisi IV DPRD juga memberikan perhatian khusus terhadap kebijakan yang saat ini masih pola dan produk perencanaan yang disusun oleh penjabat (Pj) bupati.
"Bupati yang baru terpilih harus memiliki keberanian dan visi yang kuat untuk menyusun ulang arah pembangunan yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan riil masyarakat Majalengka saat ini," tegasnya.
Mengakhiri pernyataannya, Fajar menyampaikan pesan kepada seluruh pemangku kebijakan di Kabupaten Majalengka untuk berani melakukan perubahan fundamental dalam arah pembangunan daerah.
Dia mengakui bahwa pembangunan infrastruktur memiliki peran penting, namun dia menekankan bahwa manusia adalah fondasi utama dari kemajuan suatu daerah.
Tanpa sistem pendidikan yang kokoh dan sistem ketenagakerjaan yang berpihak pada kepentingan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang dicapai hanya akan menjadi sekadar angka-angka statistik yang tidak berdampak signifikan pada kesejahteraan warga.
"Sektor industri boleh terus bertumbuh, infrastruktur jalan boleh semakin mulus, namun apabila kualitas pendidikan masyarakat masih rendah, angka pengangguran masih tinggi, dan kesejahteraan masyarakat belum meningkat, maka itu bukan kemajuan yang sesungguhnya. Kita membutuhkan arah pembangunan yang secara sungguh-sungguh memprioritaskan pembangunan manusia," pungkas Fajar. *
Sumber: