Umur Program Alih Profesi Penggali Pasir Galian C Argasunya dari Pemkot Cirebon Selalu Pendek

Para penggali mendatangi kantor kelurahan meminta solusi, solusi alih profesi bukan satu dua kali dilaksanakan Pemkot di Argasunya.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Solusi alih profesi untuk para penggali urugan pasir di eks galian C Kelurahan Argasunya ternyata bukan sekali dua kali pernah dilakukan Pemerintah Kota Cirebon.
Pemkot Cirebon sudah beberapa kali membawa program alih profesi penggali pasir galian C Argasunya, mulai dari program padat karya, hingga berbagai pelatihan-pelatihan.
Namun, sampai saat ini tidak pernah berjalan panjang, bahkan warga cenderung bertahan, dan kembali ke aktifitas lamanya, menambang urugan pasir.
Asisten Daerah Bidang Administrasi Umum, M Arif Kurniawan misalnya, ia menceritakan bahwa dulu, ia pernah membawa beberapa program alih profesi penggali pasir galian C Argasunya.
Diantaranya, saat ia menjabat sebagai kepala Bappeda, ia pernah membawa program pelatihan ternak jangkrik, dan juga pelatihan keahlian menganyam rotan.
Bahkan saat itu, Pemkot Cirebon memastikan pasar dari produk-produk yang dibuat oleh warga Argasunya, sehingga mereka tidak akan kesulitan menjual produknya.
"Saat itu sekitar tahun 2016. Kita berikan keahlian, ternak jangkrik, tapi harus kesitu lagi menjualnya," sebut Arif.
Namun tetap saja, meskipun sudah diberikan pembekalan, hingga akses pemasarannya, program alih profesi penggali pasir galian C Argasunya tersebut tidak bertahan lama.
Untuk saat ini sendiri, lanjut Arif, Pemkot Cirebon belum membicarakan langkah untuk kembali menggulirkan program alih profesi bagi para penggali pasir di Argasunya.
"Saat ini belum ada pembahasan, belum ada di perencanaan," kata Arif.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya juga menceritakan, bahwa ia pernah membuka program alih profesi di Argasunya.
Saat dulu menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja, Agus pernah menghadirkan program padat karya untuk warga disana.
"Iya, dulu pernah kita konsen kesana, ada program padat karya, yang harusnya saat itu bisa dilanjutkan dengan proyek infrastruktur lainnya," jelas Agus.
Lebih dari itu, ditambahkan Agus, saat ini, dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA) yang sedang disusun, juga dimuat pengembangan wilayah Selatan, dengan landscadpe yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah.
Sumber: