Gabah Dihargai Rp4 Ribu/Kg, Musim Rendeng Ini Petani Ngaku Rugi Banyak

Gabah Dihargai Rp4 Ribu/Kg, Musim Rendeng Ini Petani Ngaku Rugi Banyak

Buruh panen asal Indramayu yang datang bergerombol menggunakan truk enggan menjadi buruh panen, alasanya kondisi padi rebah dan terendam banjir.

“Pusing kami sekarang, padi rebah, banjir terus menerus. Padi yang sudah disabit masih di sawah tak bisa diangkut, jika dibiarkan terus akan semakin hancur, pasti jadi toge (tumbuh). Jalan ke sawah rusak, tanggulnya jebol,” ungkap Aep.

Aep mengaku sempat mendatangi Pemerintah Desa agar bersedia membantu memperbaiki tanggul yang jebol agar air dari saluran tidak seluruhnya masuk ke sawah.

Selain itu memperbaiki jembatan agar traktor bisa mengangkut padi hasil panen. Akibat tanggul jebol tersebut angkutan pun sulit melintas.

“Tahun ini petani benar-benar terpuruk, tanaman rebah, gabah hitam, pembeli tidak ada, buruh panen saja tidak mau bekerja. Kemarin saat tanam pupuk langka, padi sudah ditanam terus banjir. Akibatnya hasil minim.” ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah mengatakan areal sawah di tahun ini yang mengalami gagal tanam dan gagal panen mencapai kurang lebih 1620 hektare.

Kecamatan terparah berada di Jatitujuh, setelah itu Ligung, Kadipaten, Dawuan, Kasokandel, Jatiwangi. Sebagian besar dari mereka tidak mengikuti program Asuransi Untuk Tanaman Padi (AUTP).(hsn)

Sumber: