Mau Ikut Aksi, 14 Anak-anak Diamankan
TANGERANG - Massa FPI (Front Pembela Islam), Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan GNPF Ulama, menggelar aksi 1812 di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Jumat (18/12) siang.
Aparat Polresta Tangerang bersiaga 24 jam di kawasan perbatasan dengan Kabupaten Serang dan Tangerang Selatan, Banten, sebagai antisipasi massa yang hendak berangkat ke Jakarta.
Begitu juga akses dari Kota Tangerang menuju Jakarta, tepatnya di KM 19 Jalan Daan Mogot. Di depan Kawasan Pusat Niaga Terpadu tersebut, aparat gabungan TNI dan Polri bersiaga. “Banyak TNI dan Polri siaga demo. Ada tank di Niaga Terpadu,” ujar Alex, warga Kota Tangerang, kepada JPNN.com.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi di Tangerang, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya bersiaga juga di pintu tol pada empat titik. \"Kami sudah mengamankan ada sebanyak 14 anak yang hendak melakukan aksi demo dengan cara menumpang kendaraan ke Istana Negara,\" kata Ade.
Aparat bersiaga di Gerbang Tol Balaraja Barat, Balaraja Timur, serta Tol Kedaton, Kecamatan Pasar Kemis.
Menurut dia, siaga petugas itu merupakan bagian dari operasi yustisi yang juga dilaksanakan di kawasan Solear serta berbatasan dengan Tangerang Selatan.
Mantan Kapolres Pontianak, Kalbar itu menambahkan setiap titik tersebut terdapat 35 petugas yang siaga hingga Jumat sore. Anak yang diamankan tersebut, kata Ade, dianggap melanggar protokol kesehatan, tanpa masker, dan tidak menjaga jarak karena menumpang kendaraan bak terbuka.
Ia mengatakan bahwa mereka yang akan ikut demo ke Jakarta tersebut berusia 14 tahun hingga 17 tahun. Berdasar pengakuan anak-anak itu, mereka mendapatkan ajakan dari teman melalui media sosial. \"Kami masih memintai keterangan kepada anak tersebut sembari memberikan imbauan dan edukasi mengenai dampak pandemi Covid-19,\" katanya.
Ade mengatakan bahwa DKI Jakarta saat ini berstatus zona merah. Oleh sebab itu, pihaknya meminta mereka agar tidak berangkat ikut demo. Bila mau ikut aksi demonstrasi, kata dia, berpotensi menimbulkan kerumunan.
\"Jika ada perbedaan pandangan, silakan menempuh jalur hukum,\" ujarnya.
Kapolresta mengharapkan kepada semua pihak, terutama para orang tua, agar mengawasi anak-anaknya karena kebanyakan mereka mengaku mendapatkan ajakan teman. (antara/sam/jpnn)
Sumber: