Buya Syakur : Jangan Adu Dalil, Tapi Bangun Nilai Kemanusiaan

Buya Syakur : Jangan Adu Dalil, Tapi Bangun Nilai Kemanusiaan

RAKYATCIREBON.ID - Dalam rangka memperingati kemerdekaan dan sebagai rasa cinta pemuda Indonesia kepada tanah airnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hay’atu Tahfidzil Quran (HTQ) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar diskusi publik dengan mengundang tokoh dan ulama, Sabtu (29/8).

Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan, Prof Dr H Abdul Syakur Yasin MA (Buya Syakur) didapuk sebagai narasumber utama berdampingan dengan  Kakanwil Kemenag Jabar Dr H Adib MAg dan Rektor Universitas Sangga Buana Bandung Dr H Asep Effendi MSi.

Sementara Penulis dan Presiden Direktur Kelompok Mizan, Dr Haidar Bagir dipercaya sebagai pembanding.

Buya Syakur memulai pembahasannya dengan mengulas sedikit sejarah pergantian kepemimpinan Rasulallah kepada Khulafaur Rasyidin.

Berdasarkan fakta sejarah, Buya Syakur mengaku kesulitan mengungkapkan moderasi beragama. Karena dalam sejarah Islam, ketika kaum sunni yang berkuasa maka selain kaum sunni dibantai dan dikecam.

“Yang kita butuhkan saat ini bukanlah beradu dalil, namun yang kita perlukan adalah membangun kemanusiaan dan bacaan baru terhadap agama ini,” ujar Buya Syakur.

Dr H Asep Effendi MSi mengatakan, bahwa hukum Islam harus dilihat secara integral bukan dipisah-pisah. Selama ini, terjadi banyak kesalahpahaman dalam memahami teks suci. Sehingga cenderung terjadi klaim kebenaran sepihak.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengkajian lebih mendalam dan komprehensif tentang pemaknaan keberislaman. Agar umat yang heterogen bisa saling hidup rukun dalam harmoni

Sedangkan menurut Dr. Haidar Bagir bahwa dalam meningkatkan sikap moderat masyarakat Indonesia dapat dilakukan dengan peningkatan keadilan sosial (social justice) dan pendidikan karakter bangsa.

Sebagaimana lazimnya acara webinar Prof. Dr. H. Abdul Syakur Yasin MA, beliau menyisipkan sesi Gelombang Cinta dan Closing Statement.

Acara webinar ini kemudian ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari UKM HTQ untuk Buya Syakur. (wan)

Sumber: