Tiga Wilayah Tidak Masuk Rawan Bencana Malah Terendam Banjir
RAKYATCIREBON.CO.ID. Bencana banjir yang beberapa hari terakhir ini melanda wilayah Kabupaten Cirebon membuat sejumlah infrastruktur ikut rusak.
Seperti yang terlihat di Kecamatan Ciledug, banjir merusak jembatan penghubung antar desa yang membuat warga menjadi tidak optimal dalam melaksanakan kegiatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cirebon, Selly A Gantina yang mengunjungi langsung lokasi menyebutkan Pemerintah Daerah akan segera melakukan perbaikan jembatan yang rusak tersebut. Selly berpendapat, keberadaan jembatan itu sangat vital bagi masyarakat sekitar.
\"Kami sudah minta kepada Dinas PUPR untuk segera memperbaiki jembatan ini karena warga sangat terganggu aktifitasnya akibat jembatan yang rusak,\" ujar Selly, Sabtu (17/2).
Menurutnya, pengerjaan perbaikan akan dilaksanakan pada pekan depan mengingat perlunya penghitungan kebutuhan terlebih dahulu.
\"Secara teknis nanti dinas yang mengetahui termasuk juga proses pembangunannya dinas akan dibantu oleh komunitas serta warga. Pekan depan kami usahakan pengerjaan sudah dilakukan agar warga dapat sesegera mungkin bisa leluasa melakukan aktifitas melalui jembatan ini,\"ujarnya.
Selly juga menuturkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengirimkan bantuan untuk dilakukan kerjabakti ke lokasi jembatan.”Minggu depan sudah bisa dilakukan kerja bakti bersama-sama, antara pemda Kabupaten Cirebon bersama kawan-kawan komunitas dan masyarakat Desa sini,” ucapnya, kemarin.
Terkait anggarannya, semua itu menjadi tanggungjawab dari PUPR, baik dari segi anggaran maupun designnya. “Hanya saja dalam penanganannya nanti akan diserahkan kepada masyarakat desa,” papar dia.
Sementara bentuk antisipasi yang akan dilakukan oleh pemda, Selly mengakui, pihaknya belum bisa memastikan langkah yang akan ditempuh. Hanya saja, saat ini pihaknya baru melakukan inventarisir data penyebabnya serta mencari titik solusinya.
Tetapi ternyata, kata dia, dari kebanyakan desa yang terkena banjir, diketahui penyebabnya karena sudah lama sungai yang ada tidak dilakukan normalisasi.
Makanya dapat dipastikan penyebabnya adalah karena belum adanya normalisasi sungai, disamping sambil mencari titik permasalahan lainnya.“Insyaallah dalam waktu secepatnya kita akan koordinasikan untuk dilakukan normalisasi sungai,” tegasnya.
Selain itu, guna mengantisipasi kejadian lanjutan, pihaknya akan mengintruksikan agar pemerintah desa membuat drainase. Hanya saja, semua itu perlu ditempuh melalui aturan.
Makanya ia menegaskan akan membuat aturan, untuk membuat kebijakan yang harus dipersiapkan oleh masing-masing desa, terkait permasalahan bencana alam, baik itu banjir, longsor yang sifatnya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sementara itu, Kasie Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman mengatakan, lebih dari 40 ribu warga menjadi korban banjir. Jumlah tersebut tersebar di sembilan kecamatan yang terkena banjir.
Menurutnya, ada pergeseran wilayah yang terkena bencana banjir. Sedikitnya tiga kecamatan yang semula tidak ditetapkan rawan bencana, untuk tahun ini ikut merasakannya.
\"Seperti Astanajapura, Lemahabang dan Kedawung yang tidak masuk rawan bencana ternyata ikut ada bencana. Justru wilayah yang awalnya kita pantau karena rawan bencana, malah tidak ada bencana,\" ungkapnya.
Pergeseran tersebut, lanjut Eman, disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah penananganan optimal dari intansi terkait untuk mencegah terjadinya kembali bencana banjir.
\"Seperti di Desa Ambit, Ciuyah. Itu kan langganan banjir tetapi karena pihak BBWS sudah melakukan normalisasi sungai, disana sudah aman. Dari pemerintah daerah sendiri tetap akan mengupayakan pencegahan dengan mengkoordinasikan kebutuhan serta penyebab banjir kepada dinas terkait,\" tandasnya. (yog/zen)
Sumber: