Dana Kepemilikan Saham Hanya Rp721 Miliar, Pasar Modal Belum Bergairah

Dana Kepemilikan Saham Hanya Rp721 Miliar, Pasar Modal Belum Bergairah

\"baru

RAKYATCIREBON.CO.ID  – Perkembangan pasar modal di Ciayumajakuning sebagai bagian dari pembangunan insfrastruktur ekonomi  tampaknya belum begitu bergairah.

Meski terdapat empat perusahaan efek dan 15 agen penjual reksadana (APERD) di Ciayaumajakuning, investor yang menyimpan dananya di pasar modal terhitung sedikit.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menunjukan, sampai saat ini baru ada 9,534 investor saja dengan total dana kepemilikan saham yang digelontorkan mencapai Rp721 miliar.

Jumlah tersebut dirasa belum proporsional mengingat aktivitas ekonomi sektor ril di Cirebon terus menggeliat.

Kepala Subbagian Pengawasan Bank OJK Cirebon, Mohammad Fahmi membenarkan, untuk ukuran Cirebon,  angka tersebut masih sangat minim.

Hal ini selain Cirebon sedang dalam tahap pertumbuhan, juga dipicu masih banyak masyarakat yang belum mengenal pasar modal.

Upaya – upaya non teknis yang sudah dilakukan seperti  membuat pusat – pusat   galeri investasi baru di sejumlah titik yang bisa diakses masyarakat umum ternyata belum mampu membuat pasar modal sebagai ladang empuk belajar investasi.

Menurut Fahmi, upaya – upaya menyebarluaskan pemahaman mengenai pasar modal kepada masyarakat luas seharus menjadi lebih mudah. Pasalnya, sistem pasar modal kini sudah bisa diakses langsung melalui gadget.

Oleh karena itulah, beberapa kampus besar di Cirebon dijadikan percontohan dimana aktivitas pasar modal bisa dilakukan  oleh mahasiswa sebagai sarana pembelajaran.

“Galeri Investasi  tidak hanya fungsi pendidikan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk jual  beli saham di situ. Karena sekuritas – sekuritas  itu menempatkan orang di situ, menempatkan sistem di situ,”  ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Fahmi menilai perusahaan penjual saham, obligasi atau reksadana juga dituntut lebih pro aktif mengenalkan produk investasi pada setiap calon nasabah. Hal ini selain mendidik masyarakat  peka pasar modal juga meminimalisir berkembangnya perusahaan investasi tak berizin.

Salah satu warga Cirebon yang menjadi investor  produk reksadana di salah satu perusahaan pembiayaan, Gunawan mengaku, tertarik  pada produk reksadana lantaran ingin menyimpan dana tak terpakai agar bisa berkembang. Bagi dia, akses pasar modal yang semakin mudah tak mau disia-siakannya.

“Saya beli produk reksadana dari salah satu bank.  Karena ingin tahu lebih dalam mengenai dunia investasi dan  pasar modal. Ditambah  lagi  sekarang sudah bisa dipantau hanya  dengan handphone saja,” kata dia. (wan)

Sumber: