Harga Gabah Anjlok Saat Panen, Impor Beras Bikin Petani Sekarat

Harga Gabah Anjlok Saat Panen, Impor Beras Bikin Petani Sekarat

\"petani

RAKYATCIREBON.CO.ID – Buki, petani asal desa Tarikolot, kecamatan Palasah, tampak resah saat ditemui Rakyat Cirebon, Minggu (21/1). Keresahan ini terasa wajar saat Rakyat Cirebon membuka percakapan perihal rencana pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras.

Ia menyebut, tanpa ada impor beras, harga beras akan anjlok pada saat musim panen raya pertengahan Februari 2018. Situasi bakal bertambah rumit apabila beras impor masuk.

\"Yang untung, petani yang bisa memanen beras Januari ini karena harga gabah masih tinggi. Sedangkan kami yang baru panen pertengahan hingga akhir Februari, masih belum tahu akan mendapat harga gabah berapa. Tapi, kami pastikan anjlok sekali, karena akan ada beras impor,\" ujar Buki dengan nada pasrah.

Pria yang sehari-hari sebagai petani ini mengaku petani tidak pernah menikmati harga yang baik setiap kali panen. Bahkan, sering kali harga gabah di tingkat petani anjlok sangat jauh di bawah HPP (harga pembelian pemerintah).

Menurutnya, harga beras yang meroket berimbas pada keuntungan petani yang memanen pada Januari ini. Pedagang beras pun harus membayar dengan harga tinggi. Meskipun di sisi lain, kondisi itu jelas membuat konsumen kelabakan.

Buki menilai, impor beras sebagai solusi pemerintah menekan harga malah akan membuat petani sekarat. Padahal, dalam waktu dekat, petani di sebagian wilayah Kabupaten Majalengka siap panen raya.

\"Ini justru jadi tanda tanya besar.  Kenapa impor beras tidak dari kemarin-kemarin.  Pas mau panen malah impor,\" ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, harga gabah kering di Kabupaten Majalengka Rp7.200 per kilogram (kg). Saat panen Februari mendatang, harga diperkirakan anjlok hingga mecapai Rp4.300 per kg. Sedangkan, harga beras kualitas medium diual Rp 11 ribu per kg.

Hal serupa juga diutarakan Petani di kecamatan Jatitujuh, Jojo. Ia mengaku, pada mulanya bahagia lantaran Februari nanti sawah seluas 0,75 hektare miliknya akan panen.

Namun, di tengah rasa bahagianya, terselip rasa cemas. Ini menyusul keputusan impor beras yang dilakukan pemerintah. \"Dari pengalaman yang dulu-dulu, kalau ada impor, harga gabah milik petani akan jatuh,\" kata Jojo mengeluh.

Ia pun mengaku, kecewa dengan keputusan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada nasib petani. “Padahal, penanaman padi di musim kemarau juga menjadi bukti sumbangsih dalam upaya peningkatan produksi padi yang selama ini digencarkan pemerintah,” pungkasnya.(hsn)

Sumber: