Panwaslu Waspadai Bagi-bagi Bonus Jelang Idul Fitri
Kamis 02-11-2017,12:47 WIB
MAJALENGKA - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Majalengka mengajak masyarakat agar terus mewaspadai pelanggaran-pelanggaran pada saat kampanye, seperti politik uang. Selain itu akan muncul modus baru, yakni bagi-bagi barang atau bonus yang bermuatan politik.
|
Panwaslu Majalengka waspadai politik uang. Foto: Herik/Rakyat Cirebon |
Apalagi pilkada serentak 2018 mendatang diselenggarakan tanggal 27 Juni 2018, yang masih dalam suasana Idul Fitri. Modus bagi-bagi THR dari timses pasangan calon diprediksi akan ada.
Ketua Panwaslu Majalengka, H Agus Asri Sabana didampingi Komisioner Panwaslu Divisi Pelanggaran dan Penindakan, Alan Barok Ulumudin mengatakan, modus baru money politics yang terjadi di masyarakat akan menghantui pada sebelum pencoblosan. Termasuk pada saat sebelum lebaran Idul Fitri, mengingat pencoblosan masih berada pada suasana momen lebaran.
\"Modus-modus baru biasa terjadi di masyarakat dengan berbagai cara. Yang harus diwaspadai yakni bagi-bagi THR, karena hari pencoblosan digelar tidak lama setelah perayaan Idul Fitri,\" ungkapnya, Rabu (1/11).
Alan menambahkan, selain itu partai politik yang ada juga harus ikut mensukseskan pemilu serentak yang bersih. Namun pihaknya mengatakan, hal itu sulit dilakukan sebab mayoritas partai politik di Indonesia masih lemah dalam hal pendidikan politik bagi para kadernya dan masyarakat.
Selain itu, Alan mengingatkan soal integritas bagi penyelenggara pemilu yang harus tetap independen. Alasannya jika ditemukan ada pengawas pemilu di tingkatan manapun tetap akan diproses sesuai peraturan dan perundang-undangan.
Sementara itu jumlah Panwascam se-kabupaten Majalengka tercatat ada 78 orang, jumlah PPL 343 sesuai desa jumlah pengawas TPS 2.192.
\"Biasanya ada lima jenis pelanggaran yakni pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik pemilihan, pelanggaran tindak pidana pemilihan, sengketa pemilihan, pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan,\" ujarnya.
Sementara itu ada sejumlah masukan dari perwakilan pemuda Muhammadiyah, Persatuan Islam, serta sejumlah majelis talim meminta agar Panwas terus mengawasi anak-anak, karena mereka selalu dipekerjakan untuk bagi-bagi uang ataupun sembako dengan iming-iming tidak seberapa.
\"Selalu ada saja kejadian anak-anak dilibatkan dalam seragan pagi maupun serangan siang hari menjelang detik-detik penutupan pencoblosan,\" ujar Acep, perwakilan ormas pemuda. (hrd)
Sumber: