Rabu 15-02-2017,02:53 WIB
MAJALENGKA - Menjelang pelaksanaan Pilkada Majalengka 2018, PDIP sudah mulai melakukan sejumlah persiapan awal. Diantaranya melakukan konsolidasi dan penguatan di tataran struktural partai, serta organisasi sayap PDIP.
|
Tarsono D Mardiana (kanan). dok. Rakyat Cirebon |
Demikian seperti yang diungkapkan Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Majalengka, Tarsono D Mardiana Ssos, kepada Rakyat Majalangka, kemarin (14/2).
Sementara itu untuk persoalan bakal calon (balon) yang akan diusung, Tarsono mengatakan selain menunggu mekanisme partai berupa penyaringan dan penjaringan, PDIP juga masih menunggu hasil survei yang dilakukan secara tertutup oleh tim khusus dari DPP. Mengenai jadwal dan ketentuan survei, kata dia sangat rahasia dan yang tahu hanya DPP.
“Memang selain mekanisme penjaringan bakal calon, juga ada survey. Masalah waktu pelaksanaan survey dirahasiakan, mungkin sudah dimulai sejak awal 2017 ini, atau mungkin belum, dan bisa jadi sudah dimulai sejak di pertengahan 2016 kemarin,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) Drs Sabungan Simatupang. Menurutnya, untuk menentukan pasangan yang akan diusung, PDIP memiliki mekanisme yang harus dilalui. Dan PDIP belum memutuskan siapa tokoh yang akan dimajukan dalam Pilkada 2018 mendatang.
Mekanisme survei menjadi bahan pertimbangan bagi DPP untuk menentukan siapa kader atau tokoh yang layak. Karena itu, harusnya sejumlah kader terbaik PDIP untuk berani keluar melakukan sosialisasi, melalui sejumlah media massa, maupun baligho dan sepanduk.
Saat ini meski pelaksanaan Pilkada Majalengka masih jauh, sejumlah baligo tokoh baik dari internal PDIP maupun ekternal PDIP sudah mulai memenuhi sejumlah ruas jalan. Juga ada yang melakukan sosialisasi menggunakan kalender dan media lain.
Wahyudin, seorang pemerhati politik mengatakan, metode pemasangan baligho, ataupun sepanduk dan pamphlet serta kalender bergambar tokoh politik jelang Pilkada, merupakan hal biasa. Metode itu kata dia setidaknya memiliki tujuan, diantaranya untuk meningkatkan popularitas sekaligus untuk mensosialisasikan diri.
Namun yang terpenting kata dia, pihaknya mengingatkan agar pemasangan baligho maupun sepanduk tetap memperhatikan konsep estetika dan etika. Diantaranya dengan tidak memasang baligho dengan cara dipaku di pepohonan,atau di tempat tempat zona larangan pemasangan baligho.
“Yang perlu diperhatikan adalah cara pemasangan baligho , jangan sampai dipaku di pohon, selain merusak lingkungan juga kurang etis,” pesanya.(pai)