Tumpas Berandalan Bermotor !
CIREBON – Fenomena aksi brutal kelompok berandalan bermotor hingga melakukan tindakan keji, yakni dengan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan kepada sepasang kekasih, Rizky (16) dan Vina (16) beberapa hari yang lalu dianggap merupakan salah satu titik puncak kritis kondisi social masyarakat.
Artinya, prilaku kriminal berandalan bermotor tersebut merupakan pembentukan dari kondisi sosial, politik, ekonomi daerah.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Sosiolog Cirebon, Nuruzzaman MSi, kepada Rakyat Cirebon, kemarin. Ia juga mengatakan, fenomena berandalan bermotor itu tidak akan punah dan terus akan ada.
“Sampai kapan pun tidak akan hilang. Tapi, tindakan para kelompok ini bisa diarahkan kepada hal-hal yang produktif. Tentunya dengan melibatkan semua elemen, baik itu pemerintaha, aparat keamanan, masyarakat, dan organisasi kepemudaan maupun kemahasiswaan,” ungkapnya.
Tindakan pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh 11 orang tersangka, dianggapnya, merupakan tindakan yang berada diluar batas nalar manusia. Zaman juga menyatakan, aparat kepolisian harus bersikap tegas dalam menanggapi kasus tersebut.
“Kan pihak keamanan itu harusnya menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. Bayangkan, keluar rumah saja jadi takut karena tidak aman lantaran ada geng motor,” katanya.
Kondisi demikian, menurutnya, bukti bahwa saat ini Kota Cirebon dinyatakan red zone terkait dengan berandalan bermotor.
Seharusnya, pembinaan dan pencegehaan, atau deteksi dini terhadap munculnya tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh berandalan bermotor harus dilakukan secara intens.
Pasalnya, saat ini, pembinaan dan pencegahan hanya dilakukan setelah adanya kasus tentang tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh berandalan bermotor.
“Pihak keamanan kan bisa bekerjasama dengan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan pemerinta daerah. Harus dirembukan dan dipercahkan masalahnya. Karena, kelompok motor ini tidak mungkin hilang, tapi berikan jalan keluar lainnya yang bisa membuat mereka lebih produktif,” tuturnya.
Para pelaku yang terlibat dalam aksi kebrutalan hingga menewaskan dua remaja itu, menurut Zaman, harus dihukum seberat-beratnya.
“Saya yakin, OKP siap untuk melakukan penyisiran dan melakukan pembinaan. Begitupun dengan Anshor,” tandasnya.
Sementara itu, kecaman terhadap aksi sadis yang dilakukan gerombolan bermotor juga dilayangkan Anggota Komisi C DPRD Kota Cirebon, Jafarudin.
Menurutnya, aksi kekerasan berujung maut tak bisa dianggap sebagai persoalan sederhana.
“Ini sudah sangat keji. Membuat masyarakat resah. Saya meminta aparat penegak hukum untuk memberi hukuman setimpal kepada para pelaku,” kata Jafarudin.
Ia meminta kepada aparat kepolisian dan mengajak kepada semua komponen untuk bersama-sama memberantas berandalan bermotor atau geng motor.
Menurutnya, persoalan itu akan terus ada, selagi tidak ada larangan keras terhadap geng motor. “Kita bersama-sama tumpas geng motor yang sering bikin onar,” katanya.
Sementara itu, Kepolisian Resor (Polres) Cirebon mengaku akan lebih meningkatkan patroli guna mencegah terjadinya kasus kekerasan jalanan yang dilakukan oleh gerombolan bermotor.
Dengan kembali maraknya kasus tersebut, maka diperlukan upaya bersama seluruh elemen masyarakat bukan hanya kepolisian.
Kapolres Cirebon, AKBP Sugeng Hariyanto SIK MHum menyampaikan, dalam upaya penegakkan hukum bagi para pelaku brutal geng motor diberlakukan agak keras.
Dan masih terjadinya aksi nakal para geng motor yang ada di wilayahnya pun sudah dilaporkan pihaknya baik ke tingkat Polda Jawa Barat maupun Polri.
“Karena sesuai dengan petunjuk Pak Kapolda untuk dihilangkan masalah-masalah geng motor. Tidak hanya di sini tetapi di seluruh Jawa Barat Pak Kapolda menginstruksikan,” kata Sugeng, Senin (5/9).
Untuk mengantisipasi terjadi aksi brutal para geng motor terulang kembali, Sugeng mengakui pihaknya sudah menginstruksikan kepada semua jajaran di tingkat polsek yang ada di wilayah hukumnya, agar lebih giat melakukan patroli dan menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
“Memang masalah geng motor ini tanggung jawab semua pihak, tidak hanya kita, semua harus memperhatikan. Jangan sampai nanti kiranya baik tetapi ikut geng motor,” ujar Sugeng.
Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon, H Tasiya Soemadi Algotas menyikapi masih maraknya aksi brutal para geng motor di wilayahnya, perlu ada solusi untuk menghilangkan agar masalah-masalah geng motor tidak ada lagi. Menurutnya, semua pihak harus menjadi polisi.
“Artinya semua masyarakat harus sama-sama ikut membina serta mengawasi anak-anak. Sehingga solusi terbaik untuk itu ya pendekatan kepada anak-anak, agar tidak lagi terjadi hal-hal semacam geng motor itu,” ungkap pria yang akrab disapa Gotas ini.
Lebih lanjut ia menyatakan, melihat para pelaku geng motor yang kebanyakan masih usia pelajar, maka Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon pun menurutnya haruslah kratif untuk bisa lebih mengawasi anak-anak di sekolah, terutama bagi mereka yang membawa motor dengan tanpa kelengkapan surat-surat.
Gotas juga mengimbau agar semua orang tua untuk lebih mengarahkan anak-anak mereka pada hal kebaikan, terutama ketika mereka hendak bepergian dari rumah.
“Tidak hanya orang tua, Disdik juga harus turut serta melakukan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjerumus dalam pergaulan. Mari kita semuanya menjaga hal itu, dan bagi orang tua sebelum anaknya keluar melakukan aktivitas maka berikanlah wasiat atau pesan yang baik kepada mereka,” kata Gotas. (man/jri/yog)
Sumber: