Pasar Besi Pronggol Jadi Pasar Tradisonal
CIREBON - Rencana proyek revitalisasi Pasar Besi Pronggol yang sempat mandeg beberapa bulan kini mulai menemui titik terang. Perencanaan proyek revitalisasi tersebut rencananya akan mulai dilelangkan pada akhir Juli ini.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Menengah Kecil Mikro (Disperindagkop UMKM) Kota Cirebon, Agus Mulyadi kepada sejumlah awak media, Rabu (20/7).
Agus mengatakan, pada Senin (18/7) kemarin, Disperindagkop UMKM Kota Cirebon melakukan konsultasi kepada pihak Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar.
Rencana revitalisasi pasar, sambungnya, dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Pasar Pronggol pun bakal dirubah jadi pasar tradisonal dan menelan anggaran hingga Rp1,4 miliar.
\"Sudah kita konsultasikan, memang ada revisi. Tapi hanya di gambar desainnya saja. Dan, kalau lelangnya lancar, pada September pasar sudah mulai dioperasikan,\" kata Agus.
Jumlah kios pun akan bertambah. Pemkot berencana, Pasar Besi Pronggol tersebut bisa menampung 56 pedagang. Saat ini, jumlah pedagang yang masih aktif melakukan aktivitas jual beli sekitar 22 pedagang.
\"Kalau luas sih tak begitu besar, sekitar 2.000 meter persegi. Jadi kita akan menambah pedagang kurang lebih 33 pedagang,\" ungkapnya.
Hasil dari konsultasi yang dilakukan pihaknya, bagian depan pasar yang saat ini digunakan oleh sejumlah penjual onderdil bekas, akan dirubah menjadi kios sembako.
Sementara, untuk para penjual besi atau onderdil akan dialih disebelah samping.
\"Kalau untuk siapa saja pedagangnya, itu yang ngatur Perumda Pasar. Nanti Perumda Pasar yang menetapkan,\" ujarnya.
Ditambahkan, soal RTRW yang sempat membuat mandegnya rencana revitaslisasi, kini sudah diselesaikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cirebon.
Dimana Bappeda mencantumkan, bahwa untuk revitalisasi Pasar Besi Pronggol tersebut termasuk kedalam pengembangan pasar tradisonal.
Dipilihnya Pasar Besi Pronggol untuk dirubah menjadi pasar tradisional lantaran di Kecamatan Lemahwungkuk belum memiliki pasar. Pasar Pronggol yang memiliki kategori kelas C, dinyatakan sesuai dengan kriteria untuk dikembangkan melalui DAK.
\"Dalam petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) harus kelas C dan D. Kita juga ingin mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut,\" tukasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang onderdil bekas, Nana mengatakan, jika pemkot inginkan penataan pasar, harusnya mengutamakan kios para pedagang onderdil.
\"Jangan sampai penataannya gak jelas, terpotong-potong. Yang ini (onderdil) sana sembako disini. Cuma yang punya aturan pemerintah, ya setuju-setuju aja jadinya,\" ungkapnya.
Ia juga meminta kepada pemerintah untuk tidak menghilangkan ikon pasar besinya, setelah dirubah menjadi pasar tradisional.
Pasalnya, pasar besi sudah mulai melakukan aktivitas jual belinya sejak tahun 1978. Tentu bukanlah waktu yang sebentar.
\"Intinya mah jangan sampai ada perselisihan antar pedagang. Sejauh ini belum ada sosialisasi,\" tandasnya. (man)
Sumber: