RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Menjelang Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU), sejumlah nama potensial mencuat sebagai kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Salah satunya adalah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto.
Dukungan terhadapnya terus bermunculan dari berbagai kalangan. Salah satunya, dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015, KH Imam Jazuli Lc MA.
Dukungan terhadapnya diberikan, berdasarkan beberapa kategori. Tidak lepas dari rekam jejaknya di dunia pesantren, pendidikan, dan organisasi NU tidak diragukan. Kiai Asep kerap disebut sebagai tokoh yang memiliki visi besar dalam mengembangkan NU di masa depan.
Kang Izul--sapaan akrab KH Imam Jazuli menjelaskan setidaknya ada enam alasan utama yang membuat Kiai Asep layak memimpin PBNU pasca MLB.
Pertama, Kiai Asep merupakan putra dari KH Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yang juga sahabat KH Abdul Wahab Hasbullah. Kedua tokoh ini memiliki peran penting dalam merumuskan perjuangan NU, termasuk dalam Komite Hijaz yang dikirim ke Arab Saudi untuk mempertahankan situs-situs bersejarah Islam.
Sebagai generasi penerus lanjut Wakil Ketua PP Rabithah Ma'ahid Islamiyyah, Kiai Asep dinilai memiliki komitmen kuat terhadap perjuangan NU dan memahami nilai-nilai dasar yang diperjuangkan organisasi ini sejak awal berdiri.
"Sejak muda, Kiai Asep telah aktif dalam berbagai organisasi NU. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Surabaya," kata KH Imam Jazuli.
"Saat ini beliau menjadi Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), sebuah organisasi yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan NU," lanjutnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/2).
Kedua, perjalanan pendidikannya yang ditempuh di berbagai pesantren, seperti Pondok Pesantren Cipasung (Jawa Barat), Siwalanpanji (Sidoarjo), dan Darul Hadits (Malang), membentuknya sebagai sosok yang kuat dalam tradisi pesantren dan memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
"Ketiga, Kiai Asep dikenal sebagai tokoh yang memiliki visi besar dalam dunia pendidikan. Ia mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Surabaya dan Mojokerto, yang kini berkembang menjadi lembaga pendidikan modern berbasis pesantren," katanya.
Pesantren ini telah melahirkan ribuan lulusan yang berhasil masuk ke perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, Amanatul Ummah dikenal sebagai pesantren yang menerapkan sistem pendidikan bertaraf internasional.
Keberhasilan Kiai Asep dalam mendirikan dan mengembangkan sistem pendidikan berbasis pesantren telah mendapat pengakuan luas. Ia pernah menerima penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jawa Timur 2021 dari Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Keempat, Kiai Asep sebagai pembaharu pendidikan Islam. Bahkan lanjutnya, pengamat pendidikan, Muhammad Aminullah, menjabarkan konsep pendidikan yang dikembangkan Kiai Asep di Amanatul Ummah telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pesantren.
"Ribuan santrinya berhasil menembus perguruan tinggi negeri bergengsi setiap tahunnya, serta meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional," tuturnya.
Kelima, berhasil memajukan PERGUNU. Sebagai Ketua Umum PERGUNU sejak 2011, Kiai Asep berperan penting dalam membangkitkan organisasi ini hingga menjadi salah satu pilar utama dalam pendidikan NU.
Dua kali terpilih dalam Kongres PERGUNU pada 2016 dan 2022, yang menunjukkan kepercayaan besar dari para guru NU terhadap kepemimpinannya.
Melalui PERGUNU, Kiai Asep mendorong peningkatan kompetensi guru-guru NU serta memperjuangkan kesejahteraan tenaga pendidik di lingkungan pesantren dan madrasah.
Keenam, memiliki chemistry dengan presiden Prabowo Subianto. Selain memiliki basis kuat di kalangan NU, Kiai Asep juga dikenal dekat dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pilpres 2024, Kiai Asep bergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran dan membawa dukungan kuat dari kalangan Nahdliyin serta para guru di bawah naungan PERGUNU.
Bahkan, lanjut Alumnus Al-Azhar Mesir, dalam Kongres XVII Muslimat NU yang berlangsung pada 10 Februari 2025, kedekatan antara Kiai Asep dan Prabowo kembali terlihat. Saat Kiai Asep memimpin doa, Presiden Prabowo tampak mengamini dengan khusyuk.
"Setelahnya, Prabowo bahkan langsung berdiri, menyalami, dan memeluk Kiai Asep dengan penuh kehangatan," tuturnya. (zen)