Petani Cirebon Panen Melimpah Berkat Pupuk Organik Zeviti

Petani Cirebon Panen Melimpah Berkat Pupuk Organik Zeviti

PANEN. Para petani di Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon saat panen raya hasil Pupuk Organik Zeviti, Kamis (11/9). FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Hasil panen padi di Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, melimpah. Tak hanya hasil produksi padi yang meningkat signifikan, waktu panen pun lebih cepat hingga dua minggu.

Semua itu, berkat penggunaan pupuk organik cair Zeviti. Dibuat oleh Usman Effendi, seorang petani sekaligus inovator asal Cirebon. Zeviti kata Usman, adalah cairan yang mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) dari bahan alami.

Cairan ini lanjut Usman digunakan sebelum pupuk ditaburkan, agar tanaman padi tumbuh lebih kuat dan sehat. “Biasanya pupuk langsung ditabur. Sekarang cairan ini disiram dulu supaya tanaman lebih siap. Hasilnya, padi tumbuh lebih rimbun dan gabahnya lebih bagus,” kata Usman.

BACA JUGA:Sophi: Pemekaran Wujud Nyata Pemerataan Pembangunan

Dengan metode ini, petani bisa memanen lebih cepat. Sekitar 15 hari lebih awal dibanding cara biasa. Hasilnya pun meningkat. Jika biasanya hanya dapat sekitar 7 ton per hektare, kini bisa mencapai 9 hingga 10 ton per hektare.

Usman menjelaskan, saat padi memasuki masa pembentukan bulir, cairan tidak boleh disemprot. “Kalau disemprot saat bulir mau keluar, malah bisa rusak. Jadi tunggu malainya keluar, baru kita bantu supaya isi bulirnya penuh,” jelasnya.

Meski pupuk Zeviti belum memiliki hak paten resmi, Usman tetap mengembangkannya. Ia juga membuat dua varietas padi unggulan, yaitu UFA 1 dan UFA 2, hasil persilangan Ciherang Mantap dan Inpari 32.

Kedua varietas ini dikenal lebih cepat panen, tahan kekeringan, dan hemat pupuk. Masa panennya hanya 92 hari, lebih singkat dari padi biasa.

“Bahan pupuknya semua dari alam. Tidak pakai zat kimia. Kita ingin kembali ke cara bertani yang alami, tapi tetap pakai ilmu,” ujar Usman.

BACA JUGA:Desakan Mundur untuk Pimpinan PBNU Mencuat, Ada Dua Pemicunya

Usman berharap lebih banyak petani di Cirebon beralih ke metode organik seperti ini. Selain lebih aman untuk lingkungan, hasilnya juga lebih menguntungkan.

“Kalau bisa panen lebih banyak, lebih cepat, dan lebih murah, kenapa tidak? Ini cara kita menjaga alam, sekaligus memperbaiki penghasilan petani,” katanya.

Salah satu petani, Sudirja (57), mengaku puas dengan hasil panen kali ini. Dari lahan seluas seperempat hektare, ia bisa memanen sekitar 2 ton gabah. Sebelumnya, hasilnya hanya sekitar 5 kuintal.

“Dulu suka gagal panen, apalagi kalau banjir. Sekarang alhamdulillah, lebih bagus hasilnya. Tanamannya juga nggak gampang rusak,” tukasnya. (zen)

Sumber: