BIJB Kertajati Berpotensi Jadi Pusat Pemberangkatan Umrah, Gandeng Travel Umrah se-Jabar
Owner Wamimma Tour, H Faisal Wafi, menilai BIJB Kertajati berpotensi menjadi pusat pemberangkatan umrah bagi warga Jawa Barat. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID — Bandara Internasional Jawa Barat atau BIJB Kertajati memiliki potensi menjadi pusat pemberangkatan umrah bagi warga Jawa Barat. Hal itu, disampaikan Owner Wamimma Tour, H Faisal Wafi, Senin (17/11).
Sayangnya, hingga kini sejumlah aspek teknis dan pendukung operasional masih perlu diperkuat agar BIJB Kertajati dapat berfungsi optimal.
Faisal mengungkapkan bahwa pada masa awal pengoperasian, BIJB belum memiliki ID internasional. Dampaknya, penerbangan luar negeri tidak dapat dilakukan secara langsung.
“Dulu belum bisa direct. Harus ke Jakarta dulu. Padahal saat itu sudah ada penerbangan dari BIJB ke Malaysia dan Singapura,” ujarnya.
Menurutnya, wacana pemberangkatan haji dan umrah melalui BIJB pernah dipersiapkan dengan matang. Bahkan, Menteri Perhubungan dan Menteri Agama sempat melakukan kunjungan khusus untuk meninjau kesiapan BIJB Kertajati.
“Pernah ada rencana khusus agar pemberangkatan haji dan umrah Jabar dilakukan lewat BIJB. Termasuk skema perjalanan dari Embarkasi Indramayu langsung ke BIJB dengan fasilitas imigrasi yang disiapkan di satu kawasan. Itu sangat bagus,” kata Faisal.
Ia menyebut wacana tersebut sudah muncul sejak sekitar empat tahun lalu, namun realisasinya belum terpenuhi sepenuhnya. Sebagai pelaku usaha travel, Faisal sangat mengharapkan BIJB Kertajati dapat aktif untuk penerbangan komersil. Tanpa terkecuali penerbangan umrah.
Hal itu kata dia, dapat memangkas jarak perjalanan. Lokasi bandara lebih strategis bagi masyarakat Jawa Barat. Khususnya di Ciayumajakuning.
“Kalau BIJB aktif, travel umrah sangat terbantu. Tidak perlu ke Jakarta. Bahkan dari Tasik pun lebih dekat ke BIJB. Dampaknya juga bagus untuk perkembangan industri di kawasan bandara,” tuturnya.
Selain melayani penerbangan penumpang, Faisal mencatat BIJB sempat memiliki layanan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Ia berharap kondisi fasilitas bandara tetap terawat dan siap ketika kembali diaktifkan secara optimal.
Menurut Faisal, tantangan terbesar bukan hanya kesiapan fasilitas, tetapi juga kepercayaan publik. Ia menilai masyarakat perlu diyakinkan bahwa BIJB dapat menjadi alternatif yang nyaman dan efisien untuk penerbangan jarak dekat hingga internasional.
“Minimal mulai dari rute-rute pendek, seperti Bali atau Singapura. Kalau tersedia, saya pribadi lebih senang terbang dari BIJB,” katanya.
Mati Surinya BIJB, kata alumni salah satu universitas di Australia itu tak menutup kemungkinan adanya dinamika persaingan antara Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Husein Sastranegara dan BIJB.
Dengan nilai investasi yang besar, katanya, BIJB Kertajati seharusnya bisa dimaksimalkan, tidak sampai "mati suri" menjadi proyek yang kurang produktif.
Untuk menghidupkan kembali BIJB sebagai pusat pemberangkatan umrah, Faisal menyarankan pemerintah melakukan kerja sama dengan pengusaha travel umrah se-Jawa Barat. Selain itu, penyesuaian harga tiket dan efisiensi perjalanan menjadi faktor penting bagi masyarakat.
“Kalau harga tiketnya lebih murah atau minimal sama dengan keberangkatan dari Jakarta, pasti banyak peminatnya. Dari sisi jarak saja sudah sangat menguntungkan,” ujarnya.
Faisal menegaskan bahwa hingga kini pihaknya belum pernah memberangkatkan jamaah umrah dari BIJB. Namun ia percaya, dengan perencanaan matang dan kolaborasi antara pemerintah serta pelaku usaha, BIJB mampu menjadi alternatif kuat bagi keberangkatan umrah di Jawa Barat. (zen)
Sumber: