Perbedaan Game Remastered, Remake, dan Reboot, jangan sampai salah!

Perbedaan Game Remastered, Remake, dan Reboot, jangan sampai salah!

Perbedaan Game Remastered, Remake, dan Reboot, jangan sampai salah!. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID -  Sebagai penggemar video game, kita sering disuguhi pengumuman yang membangkitkan ingatan lama. Judul-judul klasik muncul lagi, namun disertai label teknis: Remastered, Remake, atau Reboot. Sekilas, ketiganya terlihat sama, menghidupkan kembali game lama, tapi di balik layar, upaya, tujuan, dan hasil akhirnya berbeda jauh. Melewatkan nuansa ini bisa membuat kita salah ekspektasi saat membuka dompet untuk judul nostalgia.

Mari kita bongkar satu per satu, mana yang sekadar dibersihkan dan mana yang benar-benar dilahirkan ulang.

BACA JUGA:Mengapa Harga Game AAA Terus Meningkat? Ini Analisis Mendalamnya

1. Remastered

Ketika pengembang memilih jalur Remastered, mereka pada dasarnya sedang melakukan restorasi. Bayangkan kita punya kaset VHS film klasik yang gambarnya buram dan suaranya berderak. Proses remaster adalah mengubah kaset itu menjadi Blu-ray 4K.

Ini adalah bentuk pembaruan yang paling "malas" (dalam artian positif). Mereka mempertahankan kode inti, engine game, dan gameplay yang sama persis seperti aslinya. Perubahannya bersifat superfisial, berfokus pada sisi teknis agar game bisa berjalan mulus di hardware konsol modern.

Mereka menaikkan resolusi tekstur, meningkatkan frame rate (agar tidak ada lagi lag yang menyebalkan), dan mungkin memperbaiki sedikit tata pencahayaan. Tujuannya bukan untuk mengubah, melainkan untuk mengawetkan pengalaman orisinal. Kalau Anda memainkan The Elder Scrolls V: Skyrim Special Edition, Anda masih memainkan game yang sama persis seperti tahun 2011, hanya saja kini ia terlihat lebih jernih dan berjalan lebih stabil. Rasanya murni nostalgia, murni fanservice.

2. Remake

Di sinilah segalanya mulai menjadi menarik. Remake bukan cuma membersihkan; ia membangun ulang seluruh game dari nol (from the ground up).

Analogi paling tepat adalah: remaster itu mobil klasik yang dicat ulang; remake adalah mobil klasik yang dirancang ulang dengan engine Ferrari di dalamnya. Pengembang menggunakan engine game generasi terbaru, menciptakan ulang setiap model karakter, lingkungan, dan animasi dari awal.

BACA JUGA:7 Game Puzzle Tersulit yang Pernah Dibuat, Siap-siap Otak Anda Meledak!

Apa yang dipertahankan? Jiwa dan ceritanya. Alur cerita utama, karakter ikonik, dan lokasi-lokasi penting tetap ada. Namun, gameplay bisa dirombak total. Ambil contoh Resident Evil 2 (2019). Ia mengambil kisah dan suasana yang sama, tetapi beralih dari sudut kamera statis yang kaku menjadi aksi orang ketiga yang modern.

Mereka bahkan menambahkan beberapa detail cerita atau interaksi baru untuk mengisi celah lore. Remake adalah janji untuk para gamer veteran: Anda bisa merasakan kembali game favorit Anda, tetapi dengan sentuhan modern yang menghilangkan semua kekurangan teknis masa lalu.

3. Reboot

Inilah langkah yang paling drastis dan paling berisiko. Reboot sama sekali tidak punya ikatan emosional untuk "mempertahankan" apa pun, kecuali nama besar franchise tersebut. Ini adalah tombol reset nuklir.

Tujuannya? Melarikan diri. Melepaskan diri dari canon yang terlalu rumit, terlalu bertele-tele, atau konsep yang, jujur saja, sudah usang dan tidak lagi diminati pasar modern. Pengembang hanya mengambil elemen paling dasar dari franchise tersebut (seperti, "ada sosok Kratos yang marah," atau "ada seorang pahlawan bernama Lara Croft"), lalu memulai semua kisah dari nol.

Cerita, latar belakang, bahkan kepribadian karakter bisa dirombak total. Mereka mencoba menangkap audiens baru tanpa mengharuskan mereka membaca (atau bermain) selusin prekuel dan sekuel sebelumnya. Dalam reboot, kita tidak sedang melanjutkan cerita, melainkan menyaksikan kelahiran kembali.

Sumber: