KIB Siap Usung Paslon, Dani Berharap Tetap Langgeng Sampai Pilwalkot
DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cirebon.--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Jelang Pemilu 2024, Partai Gerindra makin mesra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Maka tiga parpol yang sudah menghimpun diri dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun tak mau kalah.
Di daerah, termasuk di Kota Cirebon, kemesraan tiga parpol tersebut pun sudah mulai terjalin. Bahkan ketiganya sudah pernah bertemu.
Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cirebon, Dani Mardani memastikan bahwa di tingkat pusat, ketiga partai sudah resmi menjalin koalisi untuk Pemilu 2024 mendatang.
"Untuk koalisi, kita sudah sepakat dengan KIB. Di Kota Cirebon, kami juga sudah koordinasi dengan Golkar dan PPP," ungkap Dani kepada Rakyat Cirebon.
Masing-masing DPP dari tiga parpol yang bergabung di KIB, lanjut Dani, sudah memberikan instruksi kepada struktur parpol di bawah. Sehingga ketiga partai sudah mulai menjalin kemesraan di daerah.
"Karena KIB sudah diperintahkan oleh masing-masing DPP-nya. Di setiap event-event kepartaian, kita sudah solid," lanjutnya.
Bahkan, dalam waktu dekat, di momentum salah satu parpol mitra koalisi, ketiganya akan kembali berkumpul.
"Tanggal 28 Agustus, ada undangan pelantikan, hajat Partai Golkar. Tapi mitra koalisi diundang," ujarnya.
Ditanya apakah koalisi ini akan sampai di tingkat perhelatan politik di daerah, dalam hal ini pemilihan kepala daerah (pilwalkot), Dani optimis jika komunikasi politik yang dibangun ketiganya bisa sampai Pilwalkot Cirebon. Meskipun saat ini, agenda besarnya adalah mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dan memenangkannya.
"Mudah-mudahan bisa langgeng sampai pilkada. Dan itu sangat memungkinkan. KIB harus usung satu paket. Pokoknya nanti yang potensi terpilihnya besar, kita usung," kata Dani didampingi Sekretaris DPD PAN Kota Cirebon, Asep Sholeh Fakhrul Insan.
Jika mencoba menghitung kekuatan kursi tiga parpol dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Kota Cirebon, dengan asumsi perolehan kursi pada tahun 2019 lalu, Partai Golkar mendapatkan tiga kursi, PAN dan PPP pun sama-sama tiga kursi. Sehingga modal mereka untuk mengusung adalah 9 kursi, lebih dari cukup untuk mengusung satu pasangan calon (paslon) di pilkada.
Asumsi tersebut, sepertinya tidak akan meleset jauh, melihat target masing-masing parpol pada Pemilu 2024 nanti adalah menambah perolehan kursi. Sehingga, 9 kursi yang menjadi modal KIB dimungkinkan bertambah.
Sebelumnya, diberitakan, poros koalisi lain di pusat, yang tidak menutup kemungkinan turun sampai di pilkada, adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diisi oleh Partai Gerindra dan PKB.
Wakil Ketua I Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) DPC Partai Gerindra Kota Cirebon, Fitrah Malik mengatakan, koalisi tersebut akan mulai diteruskan di tingkat daerah. Sesuai dengan hasil Rapimnas Partai Gerindra belum lama ini, untuk memenangkan Prabowo dan Cak Imin.
"Hasil Rapimnas Partai Gerindra, koalisi sudah dibangun untuk memenangkan Prabowo. Di daerah tunggu instruksi," tegasnya kepada Rakyat Cirebon.
Untuk di Kota Cirebon, dikatakan Fitrah, meski belum ada agenda pertemuan secara resmi, namun Gerindra sudah mulai membuka komunikasi dengan PKB. Meskipun belum secara struktur kepartaian.
"Komunikasi sudah. Nanti pihak DPC yang akan maju secara resmi. Belum ada pertemuan resmi," lanjutnya.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, dijelaskan Fitrah, memiliki beberapa agenda besar untuk Pemilu 2024. Pangkal utama target yang ditetapkan adalah mendudukan kader yang diusung koalisi di kursi eksekutif RI 1 dan RI 2.
"Target kita, Gerindra menang Prabowo Presiden," jelas Fitrah.
Ditanya apakah koalisi tersebut akan berlanjut di kontestasi selanjutnya di tingkat daerah, yakni Pilkada Kota Cirebon, Fitrah pun tidak bisa memastikan. Karena sampai saat ini, agenda besar koalisi baru hanya berbicara mengenai pemenangan pilpres.
Namun, menurutnya, koalisi di daerah untuk pilkada pun dirasa bukan hal yang mustahil. Terlebih jika kondisi dan perkembangan politik ke depan mengarahkan kepada koalisi Gerindra-PKB.
"Pilpres dengan PKB. Pilkada menyesuaikan dengan kondisi di Pemilu 2024 nanti. Tapi memang tidak menutup kemungkinan," kata dia.
Ketua DPC PKB Kota Cirebon, Syaifurrohman pun mengatakan, sampai saat ini, pihaknya di daerah juga belum mendapatkan instruksi dari pusat untuk berkoordinasi dengan DPC Gerindra. DPC PKB Kota Cirebon juga belum dapat memastikan apakah koalisi yang dibangun di kepengurusan pusat, akan berlanjut ke daerah dalam perhelatan pilkada atau tidak.
"Kami belum ada perintah dari pusat untuk koordinasi dengan DPC Gerindra. Kami masih menunggu di pusat jika koalisinya sudah beres, baru kami di daerah bergerak. Kalau koalisi di Cirebon nanti yah, tunggu setelah pileg. Akan kita maksimalkan setelah pileg," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Jika memperhitungkan, kursi kedua partai di Kota Cirebon saat ini, meskipun hasil Pemilu 2019 tidak bisa menjadi patokan, karena modal yang akan digunakan adalah hasil Pileg 2024 mendatang, maka koalisi Gerindra dan PKB merupakan koalisi yang ideal, dan sudah cukup untuk mengusung satu pasangan calon.
Saat ini, Gerindra sebagai partai pemenang Pemilu 2019 memiliki enam kursi dan berhak atas kursi ketua DPRD, sementara PKB memperoleh dua kursi. Sehingga, jika di jumlah menjadi delapan. Sudah cukup untuk mengusung satu pasangan calon walikota dan wakil walikota.
Di luar dua koalisi tersebut, persis tersisa lima parpol lain yang memiliki kursi di DPRD. Yakni PDIP dengan enam kursi, Partai Demokrat dengan empat kursi, NasDem dengan empat kursi, PKS dengan tiga kursi dan Partai Hanura dengan satu kursi.
Secara kumulatif, jika dihitung masih ada 18 kursi lagi untuk modal mengusung. Patut dinanti, seperti apakah perkembangan dinamika politik di Kota Cirebon menjelang tahun 2024, terutama pilkada. (sep)
Sumber: