GMNI Ultimatum Pemerintah, Segera Tangkap Mafia Minyak
TURUN KE JALAN. Puluhan massa dari GMNI melakukan orasi dan bakar ban di depan kantor DPRD Kota Cirebon sebagai ekspresi penolakan kenaikan harga BBM, kemarin. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.ID - Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi memicu kemarahan mahasiswa. Di Kota Cirebon, setelah sebelumnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memberikan ultimatum dengan turun ke jalan, Kamis (01/09) kemarin, giliran massa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar demo. Mereka menggeruduk gedung DPRD Kota Cirebon.
Setelah melakukan long march dan tiba di depan gedung DPRD Kota Cirebon, dengan dikawal ketat aparat kepolisian, puluhan massa GMNI melakukan orasi menyampaikan beberapa tuntutan, hingga melakukan aksi bakar ban.
Massa mahasiswa GMNI sempat merangsek masuk ke dalam gedung DPRD Kota Cirebon. Namun upaya meraka berhasil dihalangi petugas kepolisian yang berjaga.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara pihak aparat dengan para mahasiswa, sebelum akhirnya mereka ditemui oleh dua perwakilan anggota DPRD Kota Cirebon, yakni Ahmad Syauqy dan M Fahrozi.
Ketua GMNI Cirebon, Novian Rajabi menyampaikan, aksi yang dilakukan oleh GMNI berangkat dari situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia. Banyaknya problem bangsa, dan seharusnya pemerintah mengambil kebijakan yang pro rakyat. Terlebih dengan adanya wacana kenaikan BBM yang akan berdampak besar pada perekonomian masyarakat.
BACA JUGA:Bakar Ban Bekas, GMNI Cabang Cirebon Tolak Rencana Harga BBM Naik
"Subsidi ditunjukan untuk masyarakat yang tidak mampu. Sehingga pemerintah harus benar-benar melakukan kebijakan yang tepat dan terukur. Jangan sampai rakyat yang benar-benar membutuhkan menjadi korbannya," ungkap Novian.
Maka dari itu, GMNI menegaskan bahwa wacana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, merupakan kebijakan yang keliru dan tidak pro rakyat. Dan wacana tersebut, justru akan memberikan dampak buruk pada perekonomian masyarakat. Terlebih saat ini, perekonomian tengah berusaha bangkit setelah diterpa badai pandemi. Sehingga pemerintah harus mengevaluasi kebijakan itu.
"Masyarakat ini baru mulai bangkit dari pandemi Covid-19. Sehingga kenaikan harga BBM akan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat," kata Novian.
Pada aksi kemarin, GMNI juga menegaskan kembali, standing position dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang akan selalu berada pada garis perjuangan dalam mengkritisi setiap kebijakan yang tidak pro rakyat.
Melalui aksi tersebut, GMNI menuntut agar pemerintah transparan membuka data konsumsi harian BBM nasional. Kemudian mereka juga menyatakan sikap, menolak kenaikan harga BBM.
BACA JUGA:Massa HMI Unjuk Rasa, Jebol Gerbang Kantor DPRD
"Lakukan reformasi migas dan tangkap mafia minyak. Serta evaluasi secara radikal subsidi BBM. Itu tuntutan-tuntutan kita," tegasnya.
Sumber: