Mahasiswa Lantang Tolak Kenaikan BBM

Mahasiswa Lantang Tolak Kenaikan BBM

PERNYATAAN SIKAP. Sejumlah mahasiswa meminta Bupati Cirebon, H Imron dan Ketua DPRD, HM Luthfi untuk menandatangani surat pernyataan sikap. FOTO : Yoga Yudishtira/Rakyat Cirebon--

CIREBON, RAKYATCIREBON.ID – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menimbulkan kegaduhan. Harga-harga kebutuhan masyarakat ikut terseret naik. Membuat masyarakat semakin terjepit. Hal itu, jelas telah merugikan masyarakat terutama masyarakat menengah kebawah. 

Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dipastikan daya beli masyarakat pun akan turun. Alhasil, ancaman inflasi sudah menanti. 

Makanya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam bendera Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon pun melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Cirebon, Senin (5/9). Mereka terus berteriak menyampaikan tuntutan, menolak kenaikan BBM. 

Koordinator Lapangan (Korlap), Ahmad Fadli dalam orasinya menuntut agar pemkab Cirebon, mendukung gerakan mahasiswa. "Karena kenaikan BBM ini, memucu pergerakan semua kebutuhan pokok. Kasian masyarakat kecil, sudah sulit lama tak kerja, baru saja pemulihan, sudah dihajar dengan kenaikan BBM. Keterlaluan. Rakyat dibuat semakin sengsara," katanya. 

Kebijakan itu (menaikan BBM, red) bukanlah keputusan yang tepat. Malah sebaliknya, semakin mempersulit rakyat. Rakyat kian hari, kata Fadli, semakin kurus. Terjepit oleh kebutuhan yang terus menghimpit. 

BACA JUGA:Bakar Ban Bekas, GMNI Cabang Cirebon Tolak Rencana Harga BBM Naik

Selain itu, Pemda pun dipaksa agar bisa memberantas mafia bahan bakar minyak atau BBM subsidi. Dan membuat aturan kebijakan yang tepat sasaran dalam penyaluran BBM subsidi. Serta beberapa tuntutan lain yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. 

"Jangan terus-terusan masyarakat dibodohi. Pemerintah harus bisa berpihak pada rakyatnya," pekiknya. 

Di akhir tuntutan, aksi mahasiswa sempat beradu argumen dengan Bupati, DPRD maupun Kapolresta untuk meminta menandatangani tuntutan aspirasi. Yang akan disampaikan ke pemerintah pusat. Aksi demo pun sempat di warnai pembakaran ban, dan dijaga ketat aparat kepolisian dan Satpol PP. 

Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, HM Luthfi MSi yang saat itu hadir didepan ratusan mahasiswa pun angkat suara. Dengan lantang politisi PKB itu, mengaku mendukung gerakan mahasiswa. 

"Kami bersama rakyat. Kami juga ikut menolak kenaikan BBM. Hidup mahasiswa," pekiknya, saat berorasi. 

BACA JUGA:GMNI Ultimatum Pemerintah, Segera Tangkap Mafia Minyak

Sebelumnya, Sabtu kemarin, presiden Jokowi telah resmi menaikan harga BBM Pertalite dari Rp 7650 menjadi Rp10 ribu per liternya. Kemudian solar subsidi dari Rp5150 menjadi Rp6800 per liternya. Dan pertamax non subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liternya.

Sebagai konpensasi, pemerintah akan memberikan BLT sebesar Rp600 ribu untuk enam bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Selain itu, Jokowi juga akan menyalurkan bantuan susbsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu untuk 16 juta pekerja dengan gajih maksimum 3,5 juta per bulannya.

Sumber: