Nasib Pilu Warga Sekitar PLTU Cirebon

Nasib Pilu Warga Sekitar PLTU Cirebon

EFEK. Nelayan di wilayah perairan Cirebon terkena imbas dari operasional PLTU Cirebon.--

 

Masyarakat Desa Waruduwur juga berpandangan PLTU Cirebon membawa dampak negatif bagi kesehatan. Ketika para nelayang melewati daerah pembuangan limbah, matanya menjadi merah. Selain itu, PLTU Cirebon juga membuat cuaca di daerah sekitar menjadi lebih panas dan tidak nyaman bagi masyarakat sekitar. 

 

BACA JUGA:Inspirasi Desain Kamar Mandi Kloset Jongkok Ukuran 2x2 yang Nyaman

 

“Keberadaan PLTU ini memberikan dampak negatif berupa perubahan cuaca yang semakin panas. Intensitas  hujan yang rendah, polusi yang semakin parah, ruang terbuka hijau yang semakin sedikit, dan air laut yang berubah akibat limbah,” ujarnya. 

 

Klaim Terapkan Standar Emisi Tinggi

 

Berdasarkan data yang diperoleh dari laman resmi PT Cirebon Electric Power pada tahun 2023, PLTU Cirebon mulai dibangun pada tanggal 1 Mei 2008 dan mulai beroperasi pada tanggal 27 Juli 2012. Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas sebesar 660 MW (megawatt) yang nantinya akan disalurkan untuk wilayah Jawa dan Bali. Dalam pengoperasiannya PLTU Cirebon ini dikelola oleh PT Cirebon Electric Power. 

 

Perseroan Terbatas (PT) ini didirikan pada 2007 dan merupakan konsorsium multinasional yang terdiri dari 53 perusahan besar di Asia, antara lain, Samta Corporation, Indika Energy, Korean Midland Power (KOMIPO), dan Marubeni Corporation.

 

Pembangunan pembangkit listrik ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional yang diatur dalam Perpres No3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

 

Sumber: