Nasib Pilu Warga Sekitar PLTU Cirebon
EFEK. Nelayan di wilayah perairan Cirebon terkena imbas dari operasional PLTU Cirebon.--
BACA JUGA:Disdik Evaluasi Infrastruktur Sekolah, Soal Ambruknya Atap SMPN 1 Talun Tunggu Keputusan APH
Ia juga menambahkan, bahwa perhatian sosial terhadap warga terdampak masih sangat minim dan hanya dirasakan segelintir orang. “Sementara banyak warga yang terdampak tidak mendapat bantuan apapun,” ucapnya.
Di sisi lain, pemerintah desa telah mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari hasil lelang material sisa atau scrap di PLTU. Namun, warga menilai nilai yang diberikan belum memadai. Desa Kanci Kulon, misalnya, menuntut 50 persen dari hasil lelang, tetapi hanya menerima 20 persen.
Desa Waruduwur memiliki potensi sangat besar dalam sektor perikanan dan kelautan, terutama rajungan, kerang, dan ikan. Potensi ini diperkuat dengan karakteristik geografi wilayah Desa Waruduwur yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Selain itu, potensi Desa Waruduwur pada sektor perikanan dan kelautan khususnya rajungan, kerang, dan ikan, tercermin dengan banyaknya nelayan, pengepul, pabrik, dan tempat pengupasan yang banyak terdapat di Desa Waruduwur. Pekerjaan masyarakat Desa Waruduwur saling berkaitan, seperti nelayan rajungan dengan buruh kupas rajungan.
Namun, sayangnya semua potensi ini terganggu karena pembangunan PLTU Cirebon. “Hasil tangkapan ikan kita menurun sejak adanya PLTU,” ujar salahsatu warga.
Sebagian masyarakat Desa Waruduwur berpendapat PLTU Cirebon membawa dampak negatif. Limbah dari PLTU Cirebon membuat ikan-ikan, rajungan, dan kerang di sekitar pantai menjadi mati bahkan membuat gagal panen bagi para peternak.
“Ya aslinya sih adanya PLTU ini merugikan karena ibaratnya menghambat penghasilan laut sih. Penghasilan juga berkurang karena kena dampak hawa batu baranya atau limbahnya. Limbah itu membuat rajungan, ikan, apakan kadang-kadang bisa mati kena imbasnya batu bara,” ujar SO (40 Tahun).
Sumber: