BBWS dan Pemkot Cirebon Mulai Normalisasi Sungai Cikalong, Target Selesai Akhir Mei

NORMALISASI. BBWS Cimanuk-Cisanggarung dan Pemerintah Kota Cirebon kembali menormalisasi sungai di Kota Cirebon, kali ini Sungai Cikalong.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Pemerintah Kota Cirebon bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung mulai melakukan normalisasi Sungai Cikalong sebagai upaya pencegahan banjir, khususnya di wilayah Perumnas.
Walikota Cirebon, Effendi Edo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari peninjauan lapangan terhadap proyek pengerukan sungai yang telah dimulai beberapa hari lalu.
“Alhamdulillah hari ini saya meninjau langsung pengerjaan di Sungai Cikalong. Sungai ini sudah mulai diperluas dan dikeruk, dari jembatan Jalan Rinjani sampai ke muara, sekitar satu kilometer panjangnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edo mengatakan bahwa pengerukan juga akan dilakukan ke arah Jalan Ciremai Raya sepanjang satu kilometer tambahan. Hal ini dilakukan untuk memperbesar kapasitas tampung sungai dan mencegah banjir di kawasan padat penduduk seperti Perumnas.
“Sudah lima tahun lebih sungai ini tidak pernah dikeruk. Sekarang kita pakai dua alat berat. Terima kasih kepada BBWS yang telah berkolaborasi dengan Pemkot Cirebon. Ini bentuk reaksi cepat dan menjadi kebanggaan bersama,” tambahnya.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan bahwa normalisasi Sungai Cikalong merupakan tindak lanjut dari permintaan Wali Kota Cirebon pada pertengahan April lalu.
“Kami mulai pengerjaan ini pada 30 April dan ditargetkan selesai pada 30 Mei. Ini bagian dari normalisasi muara sungai yang sudah kami lakukan sebelumnya di beberapa titik,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa pengerjaan pengerukan di Sungai Cikalong ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan karena panjang ruas sungai yang cukup signifikan. Pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas PUTR Kota Cirebon dan Pemerintah Kota untuk menentukan titik-titik strategis yang bisa dijangkau alat berat.
Dwi Agus juga menekankan pentingnya pemangkasan tanaman liar di sepanjang sungai yang menyempitkan aliran air.
“Tumbuhan liar seperti rumput sangat mengganggu tampang sungai. Dengan alat berat, kita bisa sekaligus angkut tanah dan membersihkan vegetasi,” ujarnya.
Meskipun area pengerjaan masih jauh dari pemukiman dan belum memerlukan penanganan longsor serius, Dwi mengatakan, pihaknya mengusulkan pemasangan pompa air di beberapa titik karena perbedaan ketinggian antara saluran drainase kota dan sungai.
“Solusinya, air dari drainase kota harus dipompa masuk ke sungai, karena tanggul sungai lebih tinggi. Ini bisa dikolaborasikan antara BBWS, Pemkot, dan instansi lainnya,” pungkasnya.
Sumber: