Sudah 16 Tahun, Atasan Saya Hanya Tuhan

Teman-teman heran, kenapa semua kemapanan itu saya tinggalkan. Apa sebenarnya yang mau saya cari? Juga apa rencana saya selanjutnya.
Waktu itu masalah utamanya ada pada diri saya. Hati dan perasaan saya selalu resah, ketika dari waktu ke waktu, terutama setiap tugas ke berbagai daerah, melihat banyak orang yang menganggur. Padahal potensi Indonesia besar sekali.
Saya ingin banyak punya waktu untuk menggerakkan mereka. Dengan memberikan motivasi. Menunjukkan potensi mereka untuk menggarap peluang yang ada sehingga bisa memberikan penghasilan yang layak buat mereka bersama keluarganya.
Saya sangat yakin bahkan yakin sekali, ketika saya berpikir untuk banyak orang dan membantu mereka secara optimal dengan ikhlas, tanpa saya minta, secara otomatis Tuhan akan memikirkan dan memberikan yang terbaik kepada saya sekeluarga. Itu sesuai janji Tuhan kepada umatnya yang ditulis dalam semua kitab suci.
Sebelum memutuskan berhenti jadi karyawan, saya lebih dulu menyampaikan rencana itu kepada istri Retno Setiasih serta Alira dan Ero. Setelah berdialog dan mendiskusikannya mereka memberikan persetujuan dan mendukung. Hal tersebut membuat saya makin semangat menjalaninya.
Dengan Retno perlu diskusi lebih lama. Sebelum akhirnya persetujuan saya dapatkan. Ditandai dengan kesediaannya menandatangani surat di atas materai yang menyetujui saya mengundurkan diri atau pensiun dini dari Semen Cibinong.
Reaksi Alira saat saya menyampaikan mau berhenti jadi pegawai, mengatakan punya keinginan kelak untuk kuliah. \"Kalau bapak berhenti dari Semen Cibinong apakah masih bisa membiayai kuliah Alira? Sebab pada saatnya kelak Alira ingin kuliah.\"
Dengan tegas saya jawab insya Allah bisa. Bahkan waktu itu dalam hati saya berdoa kepada Tuhan agar bisa membiayai kuliah Alira dan Ero hingga program doktoral atau S3.
\"Kalau memang begitu silakan bapak berhenti jadi pegawai. Alira mendukung semua keputusan bapak,\" kata Alira memberi semangat.
Sementara Ero yang waktu itu baru kelas 1 SD, pertanyaannya polos sekali. Pertanyaan yang wajar disampaikan seorang anak kecil.
\"Jika bapak sudah berhenti kerja di Semen Cibinong, apakah bapak bisa setiap hari mengantar dan menjemput Ero sekolah?\" Tanya Ero yang biasanya dijemput dan diantar ke sekolah serta pulang ke rumah oleh sopir.
Dengan tegas saya jawab bisa. Mendapat jawaban itu, spontan Ero berucap, \"Asyik bapak bisa antar jemput Ero ke sekolah. Kalau begitu bapak sekarang saja berhenti dari Semen Cibinong, sehingga mulai besok bisa mengantarkan dan menjemput Ero ke sekolah. Keputusan bapak itu Ero dukung.\"
Dengan keyakinan yang sangat kuat tersebut, setelah mendapat izin dari keluarga, saya memulai hidup mandiri. Mensyukuri dan menikmati atasan satu-satunya hanya Tuhan. Menjadi orang yang benar-benar bebas merdeka.
BERUBAH 180 DERAJAT
Bismillahirrohmanirrohim... Dengan mengucap nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, saya memulai hidup baru. Melakukan berbagai penyesuaian.
Sumber: