Sayuran Sumbang Deflasi Terbesar

Sayuran Sumbang Deflasi Terbesar

KESAMBI – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat pada Maret 2017, Kota Cirebon mengalami deflasi 0,12 persen. Hal ini terjadi akibat  penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,70 persen pada Februari 2017 menjadi 122,55 persen pada Maret 2017. 
\"pedagang
Pedagang sayuran. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon
Kasie Distribusi BPS Kota Cirebon, Nurhidayat menjelaskan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks harga beberapa kelompok pengeluaran. Yakni, kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen dan kelompok kesehatan 0,17 persen. 

“Kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar pada Maret 2017, yaitu kelompok bahan makanan. Khusus sub kelompok komoditas dengan andil terbesar berasal dari sayuran,” ungkap Nurhidayat, kemarin.

Selain itu, kata dia, tingkat inflasi tahun kalender (Maret 2017) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) masing-masing sebesar 1,15 persen dan 2,74 persen. Sedangkan pada periode yang sama, Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 0,05 persen. 

Ia menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Yakni, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,12 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen. 

“Kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks harga adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok yang memberikan andil deflasi terbesar adalah kelompok bahan makanan,” jelasnya.

Dikatakanya, dari segi komoditas, BPS  mencatat, beberapa komoditas mengalami peningkatan harga. Yaitu, bawang merah, tarif listrik, melon, rokok kretek, dan bahan bakar rumah tangga. 

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain adalah  kangkung, semen, bayam, cabai merah, tauge, telur ayam ras, pasta gigi,dan pisang. 

Dari 26 kota IHK di Pulau Jawa, tercatat delapan kota mengalami inflasi dan selebihnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilegon (0,50 persen) dan terendah terjadi di Kota Tasikmalaya (0,03 persen). Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo (0,29 persen) dan deflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto (0,01 persen).

“Skala Jawa Barat, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi dan Bekasi (0,23 persen) dan terendah terjadi di Kota Tasikmalaya (0,03 persen). Sedangkan deflasi terjadi di dua kota yaitu, Kota Cirebon (0,12 persen) dan Bandung (0,02 persen),” tutupnya. (wan)

Sumber: