Walikota Rombak Kabinet
PELANTIKAN. Walikota Cirebon, Effendi Edo memimpin Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) di lapangan upacara Sekretariat Daerah Kota Cirebon, Kamis (23/10). -INDAH TRI SUTONO/RAKYAT CIREBON-
CIREBON – Walikota Cirebon, Effendi Edo melantik 41 pejabat Eselon III dan IV dalam suasana yang berbeda dari biasanya. Pelantikan kali ini digelar di ruang terbuka, tepatnya di lapangan upacara Sekretariat Daerah Kota Cirebon, Kamis (23/10). Itu sebagai simbol keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Kegiatan hari ini kan sudah disaksikan semua bahwa polanya berbeda. Biasanya di satu gedung, tapi saya sengaja melantik Eselon 3 dan 4 di ruang terbuka. Ini menunjukkan bahwa kita ada keterbukaan,” ujarnya usai acara pelantikan kepada Rakyat Cirebon.
Edo merombak kabinetnya dengan menggeser 41 ASN melalui rotasi dan promosi jabatan. Meski tidak menyebut secara rinci jumlah pejabat yang mendapatkan promosi, walikota yang diusung Partai Golkar itu menegaskan, seluruh proses dilakukan berdasarkan sistem manajemen talenta yang diterapkan di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.
BACA JUGA:Sophi: HSN Motivasi untuk Berkarya dan Berkontribusi Bagi Bangsa
“Manajemen talenta itu hasil dari diri sendiri, tidak bisa dimainkan atau direkayasa. Nilai-nilai itu muncul dari kemampuan dan kepribadian masing-masing ASN. Berdasarkan itulah, saya melakukan rotasi dan promosi,” tegasnya.
Dia menambahkan, dalam sistem manajemen talenta terdapat rekomendasi khusus yang menggambarkan keahlian, bakat, dan kecocokan jabatan seorang ASN. Rekomendasi tersebut menjadi dasar dalam menentukan posisi yang tepat agar kinerja pemerintahan semakin efektif.
“Misalnya seseorang direkomendasikan untuk bidang pendidikan tapi saat ini di kesehatan, maka kami rotasi agar sesuai. Tujuannya supaya penempatan lebih tepat sasaran dan pemerintahan bisa berjalan lebih cepat,” tambahnya.
Seluruh proses rotasi dan promosi jabatan ini, kata Edo, telah melalui mekanisme yang hati-hati, termasuk usulan dari dinas terkait dan penilaian dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).
"Tidak semua yang diusulkan dapat langsung dilantik, jika hasil penilaian tidak sesuai dengan rekomendasi sistem manajemen talenta," katanya.
Selain itu, Edo juga menyampaikan pesan moral yang kuat tentang makna jabatan dan tanggung jawab publik.
“Jabatan publik tidak boleh bersembunyi di balik dinding birokrasi. Jabatan harus terbuka, transparan, dan bisa dilihat serta diuji langsung oleh masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah yang menuntut kejujuran, disiplin, dan keberanian untuk selalu berpihak kepada kepentingan publik. Sehingga, ukuran kinerja ASN kini tidak lagi ditentukan oleh lamanya berada di kantor, melainkan oleh sejauh mana hasil kerja dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kita hidup di masa ketika publik bisa menilai dengan cepat dan mengkritik secara terbuka. Maka satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan bekerja sungguh-sungguh dan menghasilkan karya nyata,” ucapnya.
Edo berpesan agar pejabat yang baru dilantik menjadikan jabatan sebagai sarana berbuat baik dan memperbaiki sistem kerja birokrasi.
BACA JUGA:Gandeng Kanwil Kemenkum Jabar, LBH Gumilang Gelar Pelatihan Paralegal di Tiap Desa dan Kelurahan
“Jadikan amanah ini sebagai jalan untuk memperkuat tim, melayani masyarakat dengan tulus, dan meninggalkan warisan kinerja yang bisa dibanggakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Cirebon, Sri Lakshmi Stanyawati, menambahkan bahwa penerapan Sistem Manajemen Talenta dilakukan secara bertahap dengan pendampingan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Sistem ini menempatkan ASN berdasarkan kualifikasi, kompetensi, kinerja, integritas, dan moralitas yang dimiliki.
“Sistem ini akan membantu pimpinan mengambil keputusan yang objektif, serta mempersiapkan suksesi jabatan secara terencana agar tidak terjadi kekosongan jabatan,” jelas dia.
Sebagai bagian dari inovasi digital, Pemkot Cirebon juga tengah mengembangkan aplikasi terintegrasi bernama Sistem Manajemen Talenta Terintegrasi dan Mudah (Simantan Terindah).
BACA JUGA:Merawat Sumber Pangan di Ladang Produsen Migas
Aplikasi ini menjadi instrumen penting dalam memantau dan mengelola kinerja ASN secara transparan dan berbasis data.
“Manajemen talenta menjadi fondasi penting untuk membentuk ASN yang profesional, kompeten, dan siap menghadapi tantangan pembangunan daerah,” pungkasnya. (its/wan)
Sumber: