Yenny Wahid Diminta Tidak Ikut Campur Urusan PKB, Cak Imin: Hidupi Saja Partaimu yang Gagal Itu

Yenny Wahid Diminta Tidak Ikut Campur Urusan PKB, Cak Imin: Hidupi Saja Partaimu yang Gagal Itu

Yenny Wahid dan Cak Imin--

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA – Perseteruan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dengan keluarga Abdurahman Wahid masih belum mereda.

Kabar terakhir,  Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menanggapi pernyataan Zaanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di bawah pimpinan Muhaimin Iskandar.

Pernyataan tersebut dibalas oleh Cak Imin, melalui akun twitter @CakImiNow dia berkomentar, bahwa Yenny memang bukanlah kader PKB.  Cak Imin juga meminta Yenny tak ikut campur dalam mengatur urusan internal PKB.

"Yeni itu bukan PKB, bikin partai sendiri aja gagal lolos, bbrpa kali pemilu nyerang PKB gak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya, jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sdh aman nyaman kok.." tulis Cak Imin.

Sebelumnya, Yenny menegaskan bahwa dirinya bukanlah kader PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar. Pada tahun 2011, Yenny pernah membentuk Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN).

"Saya bukan PKB Cak Imin, saya PKB GusDur," katanya usai menjadi pembicara dalam acara Stadium General bertajuk 'Antisipasi Gerakan Radikalisme dan Intoleran dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara' di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Kamis (22/6) seperti dikutip dari Detik.

Selain melontarkan pernyataan soal PKB, Yenny juga meminta para politikus untuk tidak memaksakan diri maju di Pilpres 2024. Terutama bagi politikus yang hasil surveinya tidak terlalu baik.

"Kita mengimbau politisi yang surveinya tidak terlalu ngangkat jangan terlalu ngotot (maju Pilpres), yang paling utama ketua umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi bersebrangan dengan NU, kasihan umat di bawah," kata Yenny.

Menurutnya, Cak Imin saat ini mengambil posisi yang berhadapan langsung dengan Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH. Yahya Cholil Staquf. Hal itu tentunya dapat merugikan konstituen NU maupun PKB.

"Itu tentunya dapat merugikan konstituen baik NU maupun PKB, orang NU yang ada di PKB," katanya. (cnn/rakcer)

Sumber: