Harga Cabai dan Daging Ayam Naik, Tetap Jual Paket Nasi Serba 10 Ribu

Harga Cabai dan Daging Ayam Naik, Tetap Jual Paket Nasi Serba 10 Ribu

MURAH MERIAH. Warung makan lesehan Cigembang di Jalan Siliwangi masih menjual paket nasi lengkap lauk pauk seharga Rp 10.000 di saat harga bahan baku cabai dan daging ayam selangit--

RAKYATCIREBON.IDKUNINGAN- Di saat banyak pemilik usaha kuliner kelimpungan mengakali tingginya harga cabai dan daging ayam, namun tidak halnya dengan Warung Makan Lesehan Cigembang di Jalan Siliwangi, Kuningan, yang masih mematok harga serba Rp 10.000 untuk semua paket nasi lengkap dengan lauk pauk.

Ya, usaha rumah makan yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kuningan, seberang Grapari ini masih menjual paket nasi lengkap dengan lauk pauk, tahu dan tempe lengkap dengan sambal dan lalapan ini sesuai harga yang tertera di spanduk "Serba Rp 10.000". Harga ini berlaku untuk semua lauk pauk seperti ayam goreng, ayam bakar, nila bumbu acar hingga tongkol balado.

Jajang, pemilik rumah makan lesehan Cigembang sebenarnya mengaku kerepotan dengan melambungnya harga daging ayam dan cabai merah sejak sebulan lebih ini. Namun dia tidak mau mengecewakan para pelanggan setia yang sudah terbiasa makan di warungnya dengan harga serba Rp 10.000.

"Iya harga cabai sekarang sudah Rp 100.000, daging ayam Rp 40.000 per kilogram. Tapi kami berusaha tidak mengubah porsi, ukuran daging ayam ataupun takaran sambal sekalipun harga bahan bakunya sekarang sedang mahal. Kami tetap menjual paket nasi serba Rp 10.000 dengan porsi normal supaya pelanggan tidak kecewa," ujar Jajang kepada Radar, kemarin.

Jajang mengaku, dalam sehari usahanya bisa menghabiskan 70 kilogram daging ayam bahkan bisa mencapai 1 kwintal saat mendapat pesanan untuk acara dinas atau organisasi. Jika dihitung, kata Jajang, dalam sehari bisa menjual paket nasi lengkap dengan lauk pauk hingga 500 paket. Artinya, omzet penjualan paket nasi serba Rp 10.000 tersebut bisa mencapai Rp 5 juta per hari.

"Kalau dihitung secara kalkulator, mungkin tidak akan terhitung berapa untungnya. Kami hanya tidak ingin mengecewakan pelanggan. Mudah-mudahan dari penjualan kami dari pagi hingga sore masih ada sedikit keuntungan yang bisa kami simpan," ujar Jajang.

Terbukti, usaha kuliner yang sudah berjalan lima tahun tersebut selalu ramai pembeli. Sejak buka pukul 08.00 WIB hingga tutup pukul 16.00 WIB, pembeli di warung makan Cigembang ini terus berdatangan silih berganti. Ada yang minta dibungkus atau makan di tempat.

"Alhamdulillah setiap hari kami tutup jam 4 sore dan semua menu selalu habis. Yang penting pelanggan tidak kecewa dan usahanya tetap lancar," pungkas Jajang. (fik)

 

  •  

 

Sumber: