Kuningan Dilanda Krisis Anggaran, Layanan Damkar Terancam Lumpuh

Kuningan Dilanda Krisis Anggaran, Layanan Damkar Terancam Lumpuh

LESU. Akibat pemangkasan anggaran, anggota Damkar Kuningan Rindu Gercep Layani Masyarakat.--

RAKCER.DISWAY, KUNINGAN - Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten KUNINGAN sedang menghadapi situasi yang sangat sulit dan memprihatinkan.

 

Mereka seperti dihantam badai bertubi-tubi, dengan dua kali pemangkasan anggaran dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2025.

 

Kondisi ini berpotensi besar mengganggu pelayanan mereka kepada masyarakat, yang selama ini dikenal cepat dan responsif.

BACA JUGA:BBWS Cimancis Gaungkan Konsep Hemat Air dalam Budidaya Padi

 

Padahal masyarakat sangat mengandalkan layanan tanggap darurat Damkar dalam berbagai situasi.

 

Akibat pemangkasan anggaran yang kedua ini, penanganan laporan darurat dari masyarakat yang biasanya dilakukan dengan sigap, kini harus melalui proses rekapitulasi dan seleksi yang ketat.

 

Kepala UPT Damkar Satpol PP Kuningan, Andri Arga Kusumah, menyampaikan keprihatinannya dalam sebuah pengarahan internal yang dihadiri seluruh personel pada Jumat pagi 21 Maret 2025.

 

Dia menegaskan bahwa Damkar telah berupaya semaksimal mungkin untuk tetap memberikan pelayanan terbaik, meskipun anggaran yang tersedia sangat terbatas, bahkan hampir habis.

 

"Kami sempat mencoba membatasi layanan hanya untuk kebakaran dan penyelamatan yang benar-benar darurat selama sehari. Namun, kami tidak sanggup. Kami berhadapan dengan masyarakat yang selama ini sangat bergantung pada respons cepat Damkar," ungkap Andri.

BACA JUGA:Berkah di Bulan Ramadan, Pengusaha Kosmetik binaan BRI Ini Omsetnya Meningkat Pesat

 

Kondisi ini memaksa Damkar untuk menerapkan sistem baru. Layanan non-darurat, seperti penanganan sarang tawon, penangkapan ular, dan evakuasi satwa, harus direkap terlebih dahulu dan dikerjakan berdasarkan rute yang searah. Langkah ini diambil agar satu kali perjalanan dapat mencakup beberapa lokasi sekaligus.

 

Meskipun ada pembatasan, harapan masyarakat agar Damkar tetap hadir tidak pernah pudar. Andri mengakui bahwa ia tidak kuasa menolak permintaan warga, meskipun anggaran semakin menipis.

 

"Kemarin pagi kami menerima laporan tentang ular, dan ada juga warga yang meminta bantuan untuk mengevakuasi kucing yang jatuh ke sumur. Untungnya, kucing tersebut berhasil diselamatkan oleh warga. Namun, bagaimana jika terjadi insiden yang lebih serius? Kami tetap harus turun tangan, meskipun anggaran sudah menipis," tuturnya dengan nada prihatin.

 

Pemangkasan anggaran yang terjadi dua kali ini memaksa Damkar untuk bertahan dengan sumber daya yang semakin terbatas.

 

"Saat penyusunan anggaran murni 2025, nominalnya sudah dipangkas hingga 60 persen dari tahun sebelumnya. Tidak berhenti di situ, setelah Januari–Februari, ada lagi pemangkasan 50 persen dari APBD perubahan," jelas Andri.

BACA JUGA:Jauh dari FKTP, Pemudik Masih Bisa Berobat, Tinggal Tunjukkan NIK

 

Dampaknya, kesejahteraan anggota Damkar pun ikut terpengaruh. Tidak ada tambahan penghasilan atau THR menjelang Lebaran, sementara beban kerja justru semakin berat.

Sumber: