Desa Palir Masuk Kategori Waspada, Jadi Lokasi Gerakan Pangan Murah

ANTUSIAS. Masyarakat Desa Palir Kecamatan Tengah Tani memenuhi halaman kantor Balai Desa menghadiri GPM. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Desa Palir, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon ditetapkan sebagai wilayah kategori waspada berdasarkan hasil perhitungan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
Itu artinya, ada indikasi kerawanan pangan dan gizi yang perlu diwaspadai. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon pun akhirnya menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM), Kamis (15/5).
Kegiatan yang diselenggarakan di halaman Kantor Balai Desa itupun disambut antusias masyarakat setempat. Ratusan ibu-ibu rumah tangga berbondong-bondong datang untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon, Drs Erus Rusmana MSi, melalui Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan, dan Distribusi Pangan, Mochamad Muslih, menjelaskan bahwa pemilihan Desa Palir sebagai lokasi GPM didasarkan pada hasil SKPG yang menempatkan desa tersebut dalam kategori waspada.
BACA JUGA:Soroti Perubahan Sistem Zonasi PPDB Menjadi Domisili
“Kami memilih Desa Palir sebagai lokasi kegiatan karena berdasarkan SKPG, wilayah ini termasuk dalam kategori waspada pangan,” jelas Muslih.
Selain itu, kegiatan ini juga digelar dalam rangka menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha. Biasanya disertai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Menurut Muslih, GPM merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi dan memastikan masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
“Kegiatan ini juga sebagai langkah pengendalian inflasi daerah, agar masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih murah dibandingkan di pasar,” tambahnya.
Terkait angka inflasi, Muslih menjelaskan bahwa Kabupaten Cirebon tidak menghitung inflasi secara mandiri, melainkan digabung dengan Kota Cirebon. Saat ini, angka inflasi gabungan berada di angka minus dua. Artinya angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi inflasi masih terkendali.
Kata Muslih, program Gerakan Pangan Murah ini akan terus dilaksanakan secara rutin. Setelah Desa Palir, kegiatan serupa dijadwalkan akan digelar di Desa Cikesal, Kecamatan Gempol. Kebetulan, disana juga termasuk dalam kategori waspada menurut SKPG.
“Kami terus lakukan intervensi di wilayah-wilayah waspada, supaya masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhannya dengan harga terjangkau,” ujar Muslih.
Ia berharap melalui program ini, masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan berkualitas dengan harga yang lebih murah, khususnya menjelang Idul Adha.
BACA JUGA:Perhotelan Goyah, DPRD Segera Koordinasi dengan Disbudpar
Sementara itu, Kuwu Desa Palir, Durakman menegaskan GPM yang digelar di wilayahnya, tidak hanya diperuntukan bagi warga Palir saja. Sifatnya umum, siapa saja diperbolehkan untuk membeli. Khususnya warga di wilayah Tengahtani. Desanya hanya menjadi lokus kegiatan saja.
Kendati demikian, ia tidak mempersoalkan terkait status Palir sebagai desa rawan pangan. "Itu kan berdasarkan perhitungan dari pihak terkait. Kami dari desa tidak mengetahuinya. Kenapa ditempatkan di Palir, biar warga disekitarnya juga bisa menjangkaunya," katanya.
Kalau benar Desa Palir masuk rawan pangan, kuwu dua periode itu meminta agar Pemkab Cirebon bisa memperhatikan ketahanan pangan masyarakatnya. "Ya tolong dibantu. Diperhatikan," katanya.
Ia membeberkan sebelumnya Palir pun telah menerima bantuan beras dari Provinsi Jawa Barat. Palir menerima satu truck beras SPHP. Sebanyak 900 kepala keluarga di desanya bisa menikmati bantuan tersebut. (zen)
Sumber: