Atap Rumah Warga Argasunya Roboh, Diduga Akibat Rangka Lapuk dan Hujan Deras

Atap Rumah Warga Argasunya Roboh, Diduga Akibat Rangka Lapuk dan Hujan Deras

AMBRUK. Kondisi atap rumah ibu Sundari di RT 01 RW 06 Kedung Krisik Selatan, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon ambruk di bagian atap pada Jumat (23/5) sekitar pukul 07.30 WIB.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Sebuah insiden robohnya atap rumah terjadi di wilayah Kedung Krisik Selatan, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Rumah milik Sundari, warga RT 01 RW 06, mengalami kerusakan parah di bagian atap pada Jumat (23/5) sekitar pukul 07.30 WIB.

LPM Kelurahan Argasunya, Dede Lesmana mengungkapkan, kejadian ini disebabkan oleh rangka atap dan reng bambu yang sudah lapuk dan tidak lagi mampu menahan beban. 

"Atapnya rubuh sekitar pukul setengah 8. Kalau saya lihat sih penyebabnya itu gegara rangka atap dan reng bambunya sudah lapuk dan sudah tidak mampu menahan beban. Apalagi sekarang sering dilanda hujan," ungkapnya.

Dalam kejadian ini, kata Dede, tidak ada korban jiwa namun beberapa barang tertimpa material atap. "Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, lemari milik korban tertimpa reruntuhan material atap," katanya.

Pantauan Rakyat Cirebon di lapangan, tim dari pengurus RT dan RW bersama LPM Argasunya serta Kelurahan Argasunya segera melakukan asesmen di lokasi kejadian. Termasuk mendokumentasikan kondisi rumah menggunakan alat komunikasi (handphone), serta melakukan koordinasi lintas wilayah pihak lainnya.

“Langkah-langkah koordinasi telah kami tempuh untuk memastikan kondisi ibu Sundari dan juga kemungkinan risiko yang lebih besar dari bagian atap lainnya,” ujar Dede. 

Saat ini, pemilik rumah untuk sementara menunggu di luar rumah, mengingat kondisi atap yang belum seluruhnya aman.

Namun demikian, terdapat kendala dalam proses penanganan, terutama dalam hal perbaikan. Dikhawatirkan bagian atap lainnya yang juga sudah lapuk dapat roboh sewaktu-waktu. Hingga saat ini, puing-puing reruntuhan masih belum dibersihkan, menunggu penanganan lebih lanjut.

Dede berharap pemerintah segera memberikan bantuan atau solusi jangka pendek bagi pemilik rumah, sambil menunggu perbaikan permanen bisa dilakukan karena telah masuk dalam kategori rumah tidak layak huni.

"Kalau bantuan sangat butuh. Karena masuk dalam rutilahu di Argasunya," pungkas dia.

Sementara itu, saat dikonfirmasi ke Lurah Argasunya, Mardiansyah membenarkan bahwa rumah yang dihuni oleh ibu Sundari sudah masuk dalam kategori rutilahu. "Sudah masuk ke usulan rutilahu anggota dewan," ucapnya. (its)

Sumber: