Bukan Malas, Tapi Cuan: Mengapa Jasa Joki Rank MLBB/Valorant Kini Jadi Profesi Part-Time yang Serius?

Bukan Malas, Tapi Cuan: Mengapa Jasa Joki Rank MLBB/Valorant Kini Jadi Profesi Part-Time yang Serius?

Bukan Malas, Tapi Cuan: Mengapa Jasa Joki Rank MLBB/Valorant Kini Jadi Profesi Part-Time yang Serius?. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Dulu, bermain game sering dicap sebagai kegiatan buang-buang waktu dan identik dengan kemalasan. Namun, di era esports modern, paradigma tersebut telah bergeser drastis. Profesi unik bernama Jasa Joki Rank untuk game kompetitif seperti Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dan Valorant, kini muncul sebagai bisnis part-time yang menggiurkan, bahkan mampu menghasilkan cuan jutaan rupiah per bulan.

Mengapa pekerjaan yang secara etika sering dipertanyakan ini bisa begitu laris dan menjadi profesi serius? 

1. Kebutuhan Pasar yang Didorong Gengsi dan Kesibukan

Permintaan jasa joki tidak muncul tanpa sebab. Ada dua faktor utama dari sisi customer (pemain yang menyewa joki):

a. Prestige (Gengsi) dan Harga Diri

Di lingkungan gamer, rank adalah segalanya. Rank tinggi (seperti Mythic Glory di MLBB atau Radiant di Valorant) adalah simbol skill dan status. Banyak pemain yang ingin memiliki rank tinggi demi alasan gengsi di tongkrongan atau media sosial, meskipun skill mereka belum mencapai level tersebut. Mereka rela membayar mahal agar tidak dicap "noob" atau pemula oleh teman-teman mereka.

BACA JUGA:WASPADA! Bukan Sekadar Main, Kemendikbud Minta Orang Tua

b. Keterbatasan Waktu (The 9-to-5 Gamers)

Mayoritas pemain yang menggunakan jasa joki adalah kaum profesional, pekerja kantoran, atau mahasiswa yang sibuk. Mereka punya dana, namun tidak punya waktu berjam-jam sehari untuk grinding (menaikkan rank). Jasa joki hadir sebagai solusi praktis: membayar orang lain untuk mencapai target rank yang diinginkan tanpa harus mengorbankan waktu kerja atau belajar.

2. Sisi Penawaran: Mengubah Skill Jadi Mata Uang

Bagi para penjoki, ini adalah peluang emas untuk memonetisasi skill bermain game yang mereka miliki.

a. Bayaran yang Sebanding dengan Kesulitan

Harga jasa joki ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan rank. Semakin tinggi rank yang harus dicapai (misalnya dari Epic ke Legend di MLBB, atau dari Diamond ke Immortal di Valorant), semakin mahal biayanya. Di MLBB, tarif bisa dihitung per bintang, dan di tier tertinggi bisa mencapai puluhan ribu rupiah per bintang. Jika satu penjoki bisa menyelesaikan puluhan bahkan ratusan bintang per bulan, pendapatan mereka bisa melampaui gaji UMR.

BACA JUGA:Mengapa Remake Final Fantasy dan Resident Evil Jauh Lebih Laris Dibanding Aslinya di Mata Generasi Muda?

b. Pembagian Kerja dan Sistem Agensi Informal

Bisnis joki modern tidak lagi dijalankan sendirian. Banyak penjoki top-tier membangun tim atau semacam agensi informal. Mereka mengambil pesanan dari customer, menentukan harga, dan mendistribusikan pekerjaan kepada worker (joki-joki lain) dengan sistem bagi hasil (misalnya 60:40 atau 70:30). Penjoki utama bertindak sebagai manajer yang memastikan kualitas dan keamanan akun, sementara yang lain fokus pada pengerjaan, menciptakan ekosistem bisnis kecil di dunia game.

c. Modal Minim, Keuntungan Maksimal

Modal utama seorang joki hanyalah skill tinggi, koneksi internet stabil, dan waktu luang. Tidak ada biaya produksi atau inventaris. Skill mereka adalah aset yang dapat diubah menjadi pendapatan, menjadikan profesi ini sangat menarik bagi pelajar atau gamer yang mencari penghasilan tambahan (side hustle).

3. Kontroversi yang Dinormalisasi

Meskipun praktik joki sering dianggap kontroversial karena melanggar sportivitas, faktanya praktik ini sudah terlanjur dinormalisasi di komunitas gamer. Developer sendiri kesulitan memberantasnya secara total karena transaksi terjadi di luar sistem game.

BACA JUGA:Analisis Strategi Free Fire dan PUBG Membuat Pemain Rela Top Up Demi Kosmetik Virtual

Joki rank kini telah bertransformasi dari sekadar "kecurangan" menjadi sebuah layanan yang diakui eksistensinya oleh pasar. Bagi sebagian anak muda, ini adalah bukti bahwa hobi bermain game yang ditekuni secara serius bisa menjadi sumber penghasilan yang layak, mengubah game dari sekadar pengisi waktu luang menjadi peluang part-time yang menghasilkan cuan jutaan.(*)

Sumber: