Pelopor Tradisi Ritual Keraton Kanoman Tutup Usia
RAKYATCIREBON.CO.ID - Kabar duka datang dari keluarga Keraton, Senin (19/20) kemarin. Keraton Kanoman kehilangan salah seorang sesepuh dan pelopor kegiatan tradisi ritual keraton, yakni Ratu Raja Hj Fauzier Kencana Wungu Binti Kanjeng Gusti Sultan H Moh Nurus.
Dari informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini, almarhumah meninggal sekitar pukul 00.50 (Senin dini hari. red), setelah selama satu Minggu ia dirawat di RS Pertamina, Klayan.
Putri dari Sultan Kanoman X, Moh Nurus itu tutup usia pada usianya yang ke-71 karena menderita penyakit lambung, dimana penyakit tersebut telah diidapnya sejak beberapa tahun terakhir.
Mewakili keluarga Keraton Kanoman, Ratu Mawar menyampaikan bahwa berita duka tersebut sangat membuat keluarga serta masyarakat sekitar keraton merasa kehilangan.
Dimana selama hidupnya, sosok Hj Fauzier Kencana Wungu adalah seseorang yang memiliki peran penting dalam perjalanan tradisi-tradisi adat yang ada di Keraton Kanoman.
\"Keluarga dan masyarakat tentu sangat merasa kehilangan, almarhumah ini benar-benar mengabdikan dirinya kepada keraton, beliaulah pelopor kegiatan ritual dan semua tradisi yang ada di Keraton Kanoman, sesepuh di keraton ini,\" ungkap Mawar yang juga merupakan keponakan dari almarhumah.
Seluruh kegiatan adat, tradisi dan kegiatan keagamaan yang sampai saat ini masih berjalan di Keraton Kanoman, lanjut dia, tidak lepas dari peran Hj Fauzier sebagai pelestarinya, sehingga masyarakat saat ini masih bisa mengikuti berbagai tradisi adat, seperti tradisi Mauludan dan Grebeg Syawal.
Setelah dibawa ke rumah duka, almarhumah pun langsung di makamkan di Pemakaman Astana Gunung Sembung, Gunung Jati dengan menggunakan upacara keraton, Senin siang.
Almarhumah diantarkan oleh keluarga dengan menggunakan tandu menuju tempat peristirahatan terakhirnya, seluruh keluarga mengantarkan dengan berjalankaki dari keraton menuju pemakaman.
Dalam pengiringannya, jenazah Hj Fauzier diiringi oleh tujuh tandu, dimana dalam setiap tandu ada satu kauman atau ulama yang tak berhenti membacakan surat Yasin dan doa-doa sampai lokasi pemakaman.
\"Proses pemakaman sesuai dengan tradisi keraton, jenazah ditandu menuju pemakaman Astana Gunung Sembung,\" kata Mawar.
Mewakili keluarga, Ratu Mawar juga menyampikan permohonn maaf apabila semasa hidupnya, almarhumah melakukan kesalahan dan khilafan dalam bersosialisasi sehingga membuat masyarakat tidak berkenan.
\"Kita doakan bersama agar beliau khusnul khotimah, saya mewakili keluarga memohon maaf apabila almarhumah selama hidupnya ada kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja, dan jasa beliau yang baik, akan kita teruskan dan kita jaga,\" kata Ratu Mawar. (sep)
Sumber: