Suryana: PDIP Harus Introspeksi, Jangan Salah Usung Figur di Pilwalkot!
Selasa 29-08-2017,15:00 WIB
CIREBON – Melihat pergerakan politik PDI Perjuangan dalam mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon 2018, memantik reaksi mantan Ketua DPC PDIP, H Suryana untuk ikut angkat bicara. Ia mencermati beberapa hal kekeliruan yang terjadi pada sebagian kader PDIP.
|
Mantan Ketua DPC PDIP Kota Cirebon H Suryana. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon |
“Kawan-kawan kita (kader PDIP) banyak yang lupa. Banyak yang salah menerapkan ideologi,” ungkap Suryana, saat ditemui di kawasan Alun-alun Kasepuhan, Senin (28/8).
Politisi yang juga mantan ketua DPRD Kota Cirebon itu menilai, telah terjadi kekeliruan di sebagian kader PDIP dengan bersikap eksklusif. PDIP berada pada garis perjuangan rakyat, kadernya harus inklusif. Untuk itu, ia mengingatkan agar kader PDIP tidak bersikap eksklusif.
“Salah kalau eksklusif, tapi harus inklusif. Itu yang harus dijalankan. Jangan memosisikan sebagai goodfather. Rakyat dianggapnya komoditas politik. Ini tidak boleh terjadi,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar PDIP di Kota Cirebon melakukan introspeksi diri dalam menyongsong Pilwalkot 2018 mendatang. Bila hal itu tidak dilakukan, ia memprediksi, kekalahan di Pilwalkot 2013 bisa jadi terulang.
“PDI Perjuangan sekarang harus introspeksi secara masif. Kalau tidak berani intropeksi, besok (di pilwalkot) akan kalah. Jangan mimpi menang,” kata dia.
Menurutnya, komunikasi antara elit DPC PDIP dengan kader dan pengurus di semua jenjang harus terbangun dengan baik. Makanya, Suryana menilai, PDIP Kota Cirebon perlu melakukan konsolidasi ideologis bersama semua kader dan pengurus.
“Terutama yang merasa elit, bahkan semua jenjang kepengurusan. Hubungan dengan sesama kader harus diperbaiki. Konsolidasi ideologis juga harus dilakukan secara baik,” ujarnya.
Suryana menilai, PDIP punya keuntungan dalam menghadapi pilwalkot, karena hanya parpol berlambang banteng moncong putih itu yang bisa mengusung satu paket calon walikota dan wakil walikota.
Berbeda dengan parpol lain, jumlah kursi di DPRD tidak mencukupi syarat, tapi punya kandidat banyak. Makanya, dia berharap, PDIP tidak salah mengusung figur di pilwalkot.
“Hanya PDIP yang bisa mengusung satu paket. Partai lain tidak mencukupi, tapi kandidatnya banyak. Yang pasti, PDI Perjuangan jangan salah menentukan figur yang diusung,” katanya.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan kepada kandidat calon yang akan bertarung di pilwalkot mendatang untuk tidak jumawa.
Dikatakannya, kalaupun saat ini punya tingkat popularitas tinggi, tapi untuk tingkat elektabilitas tidak jaminan akan sama. “Karena popularitas tidak melulu berbanding lurus dengan elektabilitas,” katanya.
Seperti diketahui, dengan memiliki tujuh kursi di DPRD, persis hanya PDIP yang bisa mengusung sepasang calon walikota dan wakil walikota tanpa koalisi. Namun demikian, Ketua DPC PDIP, Edi Suripno SIP MSi menegaskan, partainya akan berkoalisi karena ingin menang di pilwalkot tahun depan.
Edi menyebutkan, PDIP berpeluang untuk berkoalisi dengan beberapa parpol. Misalnya Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura dan PKPI. “Yang pasti situasi seperti ini, tidak akan lebih dari tiga pasangan,” katanya. (jri)
Sumber: