Hijau Daun Produksi Es Tape Berbahan Alami dan Menyehatkan
Dibuat dengan bahan ketan pilihan yang diproses secara alami, membuat es tape ketan Hijau Daun banyak diburu pelanggannya untuk melepas dahaga.
Ditemui di tengah berjualan, Owner Hijau Daun, Lailasarie menjelaskan, bisnis es tape ketan mulai dijalaninya sejak satu tahun terakhir.
Berawal dari kecintaannya terhadap es tape ketan, membuat perempaun berlogat sunda itu menceburkan diri ke bisnis minuman bercita rasa asam manis itu.
“Awalnya memang suka making es tape ketan. Waktu kecil juga suka jajan ini. Makanya saja kepikiran untuk membuat es tape ketan yang sehat yang kalau dimakan itu tidak bikin batuk tapi malah bikin segar,” ungkapnya kepada Rakcer, kemarin.
Dijelaskannya, salah satu keunggulan dari produk es tape ketan buatannya adalah menggunakan bahan alami.
Pewarna yang digunakan untuk menciptakan nuansa hijau pada tape juga terbuat dari sari daun katuk.
Sehingga, kata dia, hasilnya tape terlihat menarik dengan warna hijau namun tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Tak hanya itu, bahan campuran yang digunakan untuk es tapenya terbuat dari gula asli tanpa pengawet dan pemanis buatan.
“Saat ini kami sedang membangun imej agar orang suka dulu dengan tape ketan. Minuman tradisional mungkin nggak banyak yang tahu anak-anak sekarang. Akan kita kenalkan lagi bahwa ada minuman es tape yang sehat,” jelasnya.
Bahkan, es batu yang digunakan juga terbuat dari es yang buat sendiri tidak menggunakan es balok yang banyak dijual di warung –warung es biasa. Saat dicoba, asam manis tape ketan dengan legitnya lelehan gula merah putih berpadu sempurna.
Tak heran, meski hanya berjualan beberapa jam saja di ruas Jalan Siliwangi Kota Cirebon, es tape ketan Hijau Daun langsung ludes diserbu pembeli. “Jualan nggak lama karena memang lagi bangun imej es tape,” ucapnya.
Menurutnya, seporsi es tape dihargai Rp5 ribuan saja. Selain menjual langsung ke pelanggan dan pengguna jalan Siliwangi, beberapa kali es tape ketan Hijau Daun juga diminta untuk mengisi acara-acara pameran kuliner tradisional.
“Pernah di pameran Cirebon Expo, PON Bima, Budaya Cirebon juga Kecirebon sebelum muludan. Rata-rata minimal 30 porsi paling sedikit mulai pukul 10.00 WIB sampai jam 16.00 WIB sudah habis,” jelasnya. (wan/mgg)
Sumber: