PDI Perjuangan Melunak, Instruksikan Pengurus Jajaki Koalisi

PDI Perjuangan Melunak, Instruksikan Pengurus Jajaki Koalisi

Ketua DPC PDIP, Kabupaten Cirebon, Imron sudah mengintruksikan jajaran pengurus DPC melakukan penjajakan koalisi. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon melunak. Mengintruksikan pengurusnya melakukan penjajakan koalisi dengan partai lain. Tak seperti isu yang sempat berkembang di media, bahwa PDIP menutup diri.

"Amanah Rakernas, kita diintruksikan untuk melakukan penjajakan koalisi. Ini baru kita rapatkan," kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Drs H Imron MAg ketika ditemui Rakyat Cirebon kemarin, Selasa 28 Mei 2024.

DPC kata dia, telah mendelegasikan strukturalnya yang masih menduduki kursi di DPRD untuk melakukan komunikasi dengan partai lain. Tanpa terkecuali, dengan NasDem dan PKS yang belum lama ini mendeklarasikan koalisi.

"Termasuk dengan PKB dan koalisi Gerindra," kata Imron.

Imron sendiri mengaku secara pribadi sudah memiliki kedekatan dengan semua ketua parpol di Kabupaten Cirebon. Hanya saja, dari komunikasi yang sudah dibangun, pembahasannya belum mengerucut ke ranah Pilkada. Spesifiknya siapa yang akan diusung menjadi kandidat.

Padahal kata Imron, dirinya pernah menawarkan posisi E2 ke setiap parpol. "Tapi itu cuma sekedar guyonan saja. Belum ada pembahasan serius ke arah itu. Karena partai lain pun sama masih mencari siapa kandidat yang akan mereka usung," katanya.

"Yang ditawarkan termasuk PKB. Wis kita bupatie, sira wakile," lanjut Imron.

Alasannya, karena PDIP saat ini menjadi parpol pemilik kursi terbanyak di DPRD. Sebanyak 13 kursi hasil pemilu 2024 kemarin, diborong partai besutan Megawati Soekarno Putri.

Adapun arahan Rapimnas kemarin, tidak mengarahkan spesifik agar PDIP melakukan penjajakan dengan partai mana. Pengurus di daerah, diberikan keleluasaan. Karena iklim politik disetiap daerah berbeda-beda.

"Pusat mempersilakan ke daerah masing-masing. Karena daerahlah yang mengetahui potensinya. Ngga ada intruksi, jangan berkoalisi dengan KIM misalnya. Kita dibebaskan," terangnya. 

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan PDIP tetap mengusung pasangan sendiri. Karena memiliki 13 kursi, masuk syarat ketika mengusung calon sendiri.

"Tapi kami menginginkan tetap ada koalisi. Kan waktunya masih lama. Dan saya menginginkan ada tim. Yang bertanggungjawab melakukan penjajakan koalisi," katanya.

Imron pun menyebutkan figur yang diinginkannya menjadi pasangan nanti di Pilkada. Kriterianya tidak ada dusta diantara keduanya dan bisa diajak kerjasama. Statmennya berdasarkan pengalaman yang dialami. Bukan rahasia lagi, Bupati dan Wakil Bupati Cirebon semasa menjabat tak sejalan.

Dan itu, kata dia kerap terjadi dimana-mana. Perselisihan lantaran tarik ulur kepentingan. "Nomor satu dan dua, itu putus komunikasi. Kemudian menimbulkan fitnah. Saya inginnya silakan ada keterbukaan," katanya.

Sementara itu, Bapilu DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Bejo Kasiyono mengaku sudah melakukan komunikasi non formal dengan beberapa petinggi parpol yang ada di Kabupaten Cirebon. Artinya memang, koalisi PDIP dengan parpol lainnya terbuka lebar.

Namun meskipun terbuka berkoalisi dengan parpol lain, pihaknya mensyaratkan, calon yang diusung DPC PDIP Kabupaten Cirebon, wajib sebagai Calon E-1. Jadi ketika ada parpol ingin berkoalisi, dan mereka sama sama mengusung calonnya menjadi E-1, maka jangan harap bisa terbentuk.

"Pintu koalisi terbuka dengan parpol manapun. Tapi sebagai pemenang pemilu, ya masa kita mengalah hanya mengusung calon E-2. Ya wajib E-1 dong karena kursi kita di parlemen jumlahnya terbanyak," katanya.

Dirinya sampai saat ini enggan menyebutkan, siapa sebetulnya calon bupati atau wakil bupati yang akan di berikan rekomendasi. Apakah mantan Bupati Cirebon, Imron dan wakilnya Wahyu Tjiptaningsih masih mempunyai peluang, Bejo enggan berkomentar.

"Semua kader dan calon yang sudah mendaftar mempunyai peluang yang sama. Tunggu saja keputusan DPP, siapa yang akan mendapatkan rekom nantinya. Paling muncul sekitar bulan Agustusan," ucap Bejo.

Namun isu yang berhembus menyebutkan, kalau PDIP mengusung satu paket, besar kemungkinan rekomendasi kembali akan diberikan kepada pasangan Imron-Ayu. Tapi bila disandingkan kembali, kemungkinan besar Ayu akan menolak dan memilih berlabuh ke partai lain.

Terbukti, Ayu sudah mengambil formulir pendaftaran ke partai Gerindra. Tapi sampai saat ini, Ayu belum mengembalikan berkas. Artinya, Ayu belum resmi mendaftar calon bupati cirebon di partai Gerindra. (zen)

Sumber: