Dua Dirut RSUD Mundur, Dewan: Jangan Bikin Pelayanan Buruk

Dua Dirut RSUD Mundur, Dewan: Jangan Bikin Pelayanan Buruk

BERI PANDANGAN. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana (kiri) memberikan pandangan imbas mundurnya dua Dirut RSUD Waled dan Arjawinangun. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Mundurnya dua direktur utama rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kabupaten Cirebon, yakni RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun, menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana SE MAP, mengungkapkan harapannya agar pelayanan di kedua RSUD tersebut dapat lebih dioptimalkan pasca-mundurnya para direktur.

Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki tendensi apapun terkait persoalan ini, tetapi berharap manajemen dua rumah sakit milik Pemkab Cirebon tersebut tetap berjalan dengan baik.

"Informasinya memang dokter Luthfi dan dokter Bambang mundur secara bersamaan. Tapi saya melihat, ini murni keinginan mereka berdua karena berbagai macam hal. Sepertinya tidak ada unsur politis dan tekanan manapun," ujar Rudiana, Rabu 31 Juli 2024.

Kata Rudiana, dirinya belum memahami secara mendalam terkait kemungkinan adanya persoalan diinternal rumah sakit plat merah itu. Untuk mengetahuinya, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil pejabat di RSUD Waled dan Arjawinangun untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

"Mundurnya dirut secara bersamaan, tetap harus dipertanyakan juga. Apakah selama ini kepemimpinan mereka berhasil atau justru banyak masalah. Untuk itu dalam waktu dekat pihak terkait akan kami panggil," katanya.

Ia pun tidak mau berspekulasi, terkait kesulitan RSUD bersaing dengan rumah sakit swasta. Sebagaimana diketahui, di sekitar RSUD Arjawinangun, sudah berdiri beberapa rumah sakit swasta. Ia mengingatkan jika manajemen tidak diperbaiki, RSUD Arjawinangun bisa terancam kalah bersaing.

"Kalau bangkrut sih sepertinya tidak ya. Tapi kalau pelayanan tidak ditingkatkan maka akan kalah bersaing dengan beberapa rumah sakit swasta di wilayah itu. Jadi kalau tidak mau bangkrut, ya pelayanan maksimalkan. Jangan sampai kunjungan pasien terus berkurang karena pelayanannya tidak maksimal," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur RSUD Arjawinangun dan RSUD Waled telah mengajukan surat pengunduran diri ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon.

Kesibukan menangani pasien dan sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat menjadi alasan Luthfi mundur dari jabatan Dirut RSUD Waled. Sementara, Bambang mengundurkan diri karena masalah kesehatan yang dialaminya.

Sekretaris BKPSDM Kabupaten Cirebon, Ade Nugroho, membenarkan pengunduran diri kedua direktur tersebut. Surat pengajuan pengunduran diri Luthfi telah disetujui oleh Pj. Bupati Cirebon, Drs H Wahyu Mijaya MSi. Sementara itu, pengunduran diri Bambang masih dalam tahap lisan dan belum diajukan secara resmi.

"Kami tidak bisa memproses kemauan dr Bambang karena hanya sebatas lisan saja," pungkas Ade.

Dengan mundurnya dua direktur utama RSUD ini, DPRD Kabupaten Cirebon berharap pelayanan rumah sakit plat merah di Kabupaten Cirebon dapat lebih dioptimalkan dan manajemen tetap berjalan dengan baik demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. (zen)

Sumber: