Tukang Las Indramayu Bersatu, Minta Permudah Urus Administrasi

Tukang Las Indramayu Bersatu, Minta Permudah Urus Administrasi

DIALOG. Ketua DPRD Indramayu Syaefudin menerima audiensi sejumlah tukang las yang tergabung dalam Perkumpulan Welder Indramayu Bersatu. Mereka berharap proyek bisa memanfaatkan SDM lokal. FOTO: TARDIARTO AZZA/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, INDRAMAYU -Sejumlah tukang las yang tergabung dalam Perkumpulan Welder Indramayu Bersatu (PWIB) mendatangi Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Syaefudin, Selasa (21/6). Mereka menyampaikan aspirasi agar bisa diberdayakan di daerah sendiri.

Ketua PWIB, Hasanudin mengatakan, potensi sumber daya manusia (SDM) tenaga skill khusus welder di Indramayu sangat besar.

Namun, keberadaannya masih belum mendapat perhatian. Baik dari pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan menggunakan tenaga welder.

"Untuk itu sudah dibentuk PWIB sebagai wadah agar dapat menjadi bagian dalam berkontribusi untuk memudahkan pemilik keahlian yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian. Juga sangat diharapkan pekerjaan-pekerjaan proyek maupun industri di Indramayu bisa memanfaatkan SDM lokal tanpa harus mengambil dari luar daerah," jelasnya.

PWIB juga, lanjut dia, ingin menjembatani pekerja dengan keahlian welder di Indramayu agar mudah mendapat pekerjaan di daerah sendiri.

Terlebih lagi ada Pertamina dan Polytama yang merupakan BUMN, bahkan akan berlangsungnya mega proyek Petrochemical. BUMD juga banyak di Indramayu dan semestinya menggunakan tenaga kerja welder lokal.

"Kami, PWIB meminta dukungan DPRD dalam mendorong tujuan-tujuan positif PWIB. Kami juga perlu mendapat kemudahan dalam birokrasi seperti kemudahan memenuhi keperluan administrasi," kata dia.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, H Syaefudin menyatakan, PWIB telah dibentuk dengan legal formal yang jelas, berbadan hukum. Sehingga kedatangannya yang membawa semangat silaturahmi harus diapresiasi.

"Mereka menyampaikan aspirasi agar eksistensinya diakui, terutama oleh penyedia kerja. Keberadaannya diharapkan bisa diterima di wilayah Indramayu dan terakui legal formalnya oleh pemerintah daerah," terangnya.

Menurutnya, dari beberapa aspirasi yang dibawa, diantaranya perlu dibukanya ruang bagi pekerja dengan keahlian las yang tergabung dalam PWIB dan diberdayakan di wilayah Indramayu.

"Sebenarnya mereka tidak kehilangan pekerjaan di luar daerah, tapi ada keinginan untuk memberikan kontribusi keahliannya di Indramayu," ungkapnya.

PWIB juga meminta peran serta Disnaker pada saat membutuhkan syarat untuk bekerja di luar daerah maupun luar negeri.

Diantaranya sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dan untuk proses mendapatkannya perlu diselenggarakan di Indramayu.

Selain itu, kata dia, juga adanya kendala ketika seorang welder harus memenuhi syarat untuk membuat paspor. Yaitu harus adanya rekomendasi dari perusahaan welder bersangkutan.

“Padahal, mereka sedang mencari pekerjaan. Karena sangat butuh, maka memilih membuat paspor melalui biro jasa dengan harga di atas standar dan sangat mahal. Itu pun di Tasikmalaya, tidak bisa di Indramayu atau Cirebon. Ini kaitannya dengan pihak imigrasi," kata dia.

Terkait dengan Pertamina dan BUMN lainnya maupun BUMD, DPRD mendorong supaya memerhatikan dan memberdayakan tenaga welder lokal.

Termasuk kebutuhan workshop, bahkan ada kesiapan para welder untuk memberikan pelatihan. "Intinya pemerintah harus hadir. Banyak hal yang menjadi perhatian dan harus diakomodir. Kami sangat memahami aspirasi para welder," tegasnya.

Pihaknya akan mengundang para pihak terkait untuk rapat dengar pendapat. "Tidak ada alasan para pihak penyedia kerja harus memberdayakan SDM lokal yang notabene memiliki keahlian. Tidak hanya welder, di Indramayu ada banyak SDM dengan keahlian-keahlian lainnya. Jangan sampai SDM punya skill jadi buruh kasar," tandasnya. (tar)

Sumber: