Perjuangan Transmen Cirebon Tegaskan Jenis Kelamin

Perjuangan Transmen Cirebon Tegaskan Jenis Kelamin

TRANSMEN. Maulana merupakan transmen berusia 31 tahun asal Cirebon yang aktif menulis mengenai isu gender. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

Dokter Danardi menyebutkan pasien dengan diagnosa yang sama dapat berkonsultasi dalam interval waktu beragam. Bergantung pada tingkat kecemasan pasien.

"Lama konsultasi cukup bervariasi. Ada yang cukup beberapa bulan, bisa setahun lebih. Perihal keluhan, juga bermacam-macam," tambahnya.

Secara medis, dia juga menyarankan Maulana melakukan terapi hormon di klinik milik dr Hermawan di Jakarta. Kemudian dia perlu mempersiapkan operasi mastektomi atau operasi atas pada alat kelamin.  

Pada Tahun 2021, Maulana menjalani operasi mastektomi di Klinik Jakarta Life Science & Aesthetics. Saat itu, operasi ditangani dr Qori Haly Sp BP - RR. Inilah operasi pertamanya dalam upaya mempersiapkan permohonan kedua.

Oleh dokter, Maulana dianjurkan menjalani 2 hingga 3 kali operasi lagi untuk penyesuaian bagian bawah atau operasi bawah alat kelamin. Dirinya sedang mempersiapkan biaya operasi lanjutan tersebut. 

Dukungan Keluarga

Maulana bercerita, proses yang sedang dia jalani telah diketahui dan mendapat dukungan dari pihak keluarga serta tokoh agama di Cirebon. 

Meski kedua orang tuanya telah meninggal, namun Maulana masih tinggal bersama para saudara kandung yang mengetahui perjalanan hidupnya sejak kecil hingga saat ini. 

Merekalah yang nantinya memberi kesaksian bahwa secara fisik dan psikis Maulana cenderung tampak sebagai laki-laki ketimbang perempuan. 

Hal itu disampaikan Yani, saudara kandung tertua Maulana. Yani bercerita, karakter kelaki-lakian Maulana sudah terlihat sejak kecil. 

"Iya, saya sama saudara yang lain juga merasa ada yang beda dari adik bungsu saya ini. Dari kecil memang Maulana ini punya sifat laki-laki," kata Yani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (3/7/2024).

Bahkan Yani sempat mengingatkan Maulana kecil untuk berpakaian syar'i pada kesehariannya. Lantaran, saat itu, pihak keluarga masih memposisikan Maulana sebagai perempuan.

"Karena keluarga kami termasuk keluarga yang menjaga syariat. Saya ngomong ke Maulana bahwa perempuan itu harus menutup aurat," kata dia.

Namun, pesan itu tak sepenuhnya dijalankan. Maulana berpakaian syar'i saat berada di sekolah karena tuntutan sekolah. Selepas itu, dia berpakaian layaknya anak laki-laki pada umumnya. 

Yani pun tak bisa melarang ekspresi gender Maulana. Meski sering dinasehati agar berpakaian dan berperilaku seperti perempuan, namun Maulana tetap menunjukan jati diri sebagai laki-laki.

Sumber: