Potensi Limbah Dapur MBG Belum Tersentuh

Potensi Limbah Dapur MBG Belum Tersentuh

JELASKAN. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Cakra Suseno SH melihat ada potensi limbah dapur MBG Belum tersentuh. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

*** Cakra : Peluang Ekonomi di Sektor Pertanian dan Peternakan

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Ada peluang besar dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belum tersentuh. Yakni pengelolaan limbah dapur.

Hal itu, disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Cakra Suseno SH, Senin 13 Oktober 2025.

Menurut Cakra, limbah dapur yang dihasilkan dalam jumlah besar, baik cair maupun padat, serta limbah organik rumah tangga, seharusnya tidak dipandang sebagai masalah semata.

Ketika Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG massif beroperasi, pasti akan menghasilkan limbah dapur dalam jumlah besar.

BACA JUGA:Oknum Guru di Weru Diberhentikan Sementara

“Kalau limbah dapur, itu kebanyakan organik. Harusnya ini bisa menjadi peluang, terutama bagi Dinas Pertanian,” ujarnya.

Anggota Fraksi Gerindra itu menegaskan, jika dikelola dengan benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), limbah dapur bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Menjadi pupuk kompos, pakan ternak, atau digunakan dalam budidaya maggot.

BACA JUGA:Dapur Makan Bergizi Gratis di Majalengka Dalam Proses Sertifikasi, Target Rampung Akhir Oktober

"Saya dengar di beberapa daerah sudah memanfaatkan untuk maggot, dan itu bisa menjadi pakan ternak," tambahnya.

Lebih jauh, Cakra menilai keberadaan SPPG atau dapur MBG, harusnya memberikan efek berantai terhadap sektor lain. Termasuk pertanian dan peternakan.

Sejauh ini, kebutuhan daging sapi di Kabupaten Cirebon masih harus dipenuhi dari luar daerah. Sebelum program MBG berjalan saja, kata Cakra rata-rata konsumsi daging sapi mencapai 20 ekor sapi per hari. Itu belum termasuk kebutuhan daging ayam.

BACA JUGA:DPRD Sambut Positif Terobosan BP Taskin, Jaga Kedaulatan Pangan untuk Bangsa

“Kita (Kabupaten Cirebon,red) belum bisa mengembangkan sendiri," katanya.

Mestinya dengan adanya program MBG, daerah mampu menjadi produsen. Keberadaan limbah dapur bisa ditangkap sebagai peluang.

"Kita harus mampu menjadi produsen, minimal sebagai pemasok pangan dan ternaknya,” tegasnya.

Kondisi ini, menurutnya, harus menjadi perhatian serius semua pihak. Ia juga mendorong keterlibatan lintas dinas. Terutama dinas pertanian dan peternakan, agar potensi limbah dapur ini tidak terbuang percuma.

BACA JUGA:Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Cirebon Dukung Program MBG: Ini Embrio Menuju Indonesia Emas

Cakra juga menjelaskan dampak dari program MBG, harga kebutuhan pokok dipasaran sudah mulai terasa. Terjadi kenaikan. Wajar. Hukum pasar, semakin langka barang, maka harga naik.

“ Kalau kita bisa manfaatkan dari sektor limbah dapur saja secara optimal, kita bisa bantu tekan kenaikan itu,” tutupnya. (zen)

Sumber: