Hapus Stigma 'Diskotik', Cerita Subardi Prioritaskan Bangun Wilayah Tertinggal

Hapus Stigma 'Diskotik', Cerita Subardi Prioritaskan Bangun Wilayah Tertinggal

MENGABDI. Walikota Cirebon periode 2003-2008 dan 2008-2013, Subardi (kemeja abu-abu) ajak seluruh eleman masyarakat Kota Cirebon tidak lelah mengabdi demi kemajuan kota. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Meski sudah melewati hampir satu dasawarsa pasca purna bakti dari jabatan walikota, sosok Subardi masih lekat di benak dan keseharian masyarakat Kota Cirebon. Walikota dua periode ini memang dikenal sebagai pribadi yang supel dan dekat dengan masyarakat semasa menjabat.

Subardi merupakan Walikota Cirebon periode 2003-2008 dan 2008-2013. Kiprahnya selama 10 tahun sebagai orang nomor 1 di Kota Cirebon diakui rakyatnya. Terutama soal pemerataan pembangunan.

"Ketika saya menjabat tidak boleh ada satu titik lokasi pun di Kota Cirebon yang tertinggal dari lainnya. Pembangunan harus merata dan bisa dirasakan seluruh masyarakat Kota Cirebon," ujar Subardi kepada Rakyat Cirebon, Sabtu (14/5).

Subardi mengatakan, Kota Cirebon saat ini berbeda dengan Kota Cirebon saat dia menjabat walikota. Saat itu, pesatnya pembangunan cenderung bertumpu pada pusat kota. Sedangkan di pinggiran kota terkesan kurang diutamakan.

Tak heran, muncul istilah 'diskotik'. Akronim dari 'di sisi kota saetik'. Sebuah istilah yang menggambarkan kurangnya pemerataan pembangunan bagi masyarakat Kota Cirebon yang tinggal di pinggiran kota.

"Akhirnya saya tergelitik dan kemudian saya menggelorakan beberapa hal. Yang pertama adalah bisa menyeimbangkan dan bisa menyetarakan pembangunan dengan titik yang lain," jelas Subardi.

Upaya itu dituangkan dalam alokasi anggaran dengan porsi lebih besar untuk pembangunan Kota Cirebon bagian selatan. Wilayah yang pembangunannya saat itu, kenang Subardi, tertinggal dengan pusat kotanya.

"Saya anggarkan hampir 2/3 persen anggaran untuk pembangunan daerah selatan. Yaitu sebagian di Kecamatan Harjamukti, sebagian Kecamatan Kesambi yaitu Kelurahan Karyamulya," kata dia.

Pembangunan yang digenjot, kata Subardi, berupa jalan utama di pinggiran kota. Adanya jalan penghubung antar kelurahan di wilayah selatan Kota Cirebon ini terbilang vital. Pasalnya, kencangnya aktivitas ekonomi di wilayah tersebut juga dipengaruhi akses jalan yang baik.

"Daerah yang cukup tertinggal di masa saya akhirnya saya mencoba pembangunan infrastruktur jalan baru sekitar 5,5 KM yang menuju di depan Kelurahan Kalijaga sampai ujung dekat perumahan dan menuju Cibogo sampai Jalan Kebon Pelok sampai ke Suket Duwur. Itu merupakan jalan baru," paparnya.

Tekad memeratakan pembangunan di seluruh Kota Cirebon berbuah manis. Pasalnya, hampir semua wilayah di Kota Cirebon terkoneksi dengan baik. Pusat-pusat ekonomi baru pun bermunculan tanpa mengurangi pesatnya aktivitas di tengah kota.

Selain pembangunan infrastruktur, Subardi juga mencanangkan peningkatan kualitas pendidikan yang manfaatnya harus dirasakan bagi masyarakat Kota Cirebon. Pasalnya, Kota Cirebon mempunyai lembaga pendidikan yang kualitasnya diakui.

Baik di jenjang sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Sehingga, sering kali menjadi tujuan belajar para peserta didik dari berbagai daerah.

Semasa menjabat, kenang Subardi, diterapkan skema kuota peserta didik 90 persen asal Kota Cirebon dan 10 persen asal daerah lain. Meski sempat kontroversi, kebijakan yang dikenal 90:10 itu bertujuan agar masyarakat Kota Cirebon dapat mengenyam pendidikan di sekolah yang berkualitas.

"Di bidang pendidikan saya terapkan 90:10 persen. Sebetulnya untuk mengenakan bagi masyarakat Kota Cirebon. Setelah saya gelorakan hal itu banyak masyarakat Kota Cirebon sudah bersekolah. Target 12 tahun bisa sekolah," ungkapnya.

Satu dasawarsa memang bukan waktu yang cukup menata Kota Cirebon yang terus berdinamika. Setiap putaran waktu beriringan dengan kemajuan zaman. Subardi mengaku, masih banyak ide yang belum direalisasikannya semasa menahkodai Kota Wali.

Sembari berkiprah bagi kemajuan Kota Cirebon di tempat lain, Subardi mengajak seluruh elemen masyarakat bahu-membahu memberi kontribusi bagi Kota Cirebon.

"Pertama bumi yang kita pijak adalah Kota Cirebon. Kedua kita semua masyarakat Kota Cirebon. Marilah bersama-sama membangun Kota Cirebon. Berkiprahlah. Mengabdilah. Jangan pernah lelah untuk mengabdi," pungkasnya. (wan)

Sumber: